Manajemen Risiko

Dalam suatu bisnis, manajemen risiko merupakan hal penting yang harus diperhatikan oleh perusahaan. Pengelolaan risiko akan memberikan dampak buruk apabila tidak dilakukan dengan baik dan benar. Karena itulah manajemen risiko perlu dipelajari dan dipahami untuk menghindari dampak buruk dalam perusahaan.
Pengertian Manajemen Risiko
Secara umum, manajemen risiko bisa diartikan sebagai usaha untuk menghindari risiko dengan cara memonitor sumber risiko, melacak, dan melakukan serangkaian upaya agar dampak risiko mampu diminimalisasi dengan baik. Sedangkan pengertian manajemen risiko dalam ISO 31000:2018 tentang Risk Management Guideline, proses manajemen risiko adalah proses sistematis penerapan kebijakan, prosedur, praktik terkait aktivitas komunikasi, konsultasi risiko, penetapan cakupan, konteks, kriteria risiko, pelaksanaan penilaian risiko (risk assessment) yang terdiri dari identifikasi risiko, analisis risiko, evaluasi risiko, perlakuan risiko (risk treatment), pemantauan peninjauan, perekaman dan pelaporan.
Manfaat Manajemen Risiko Perusahaan
Dalam pengelolaan bisnis, manajemen risiko termasuk kedalam komponen penting yang tidak bisa dihilangkan. Ada beberapa manfaat manajemen risiko untuk pengelolaan perusahaan, diantaranya adalah:
- Membantu perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan
- Mencegah perusahaan mengalami kolaps
- Meningkatkan keuntungan perusahaan
- Menjaga kepercayaan stakeholder
Fungsi manajemen risiko
Fungsi manajemen risiko dalam mengelola risiko perusahaan yaitu untuk mengarahkan, mengelola dan mengidentifikasi risiko yang akan atau sedang dihadapi. Selain itu, ada bagian lain yang masih saling berkaitan dengan manajemen risiko, yaitu internal audit.
Internal audit sendiri berfungsi untuk memastikan bahwa seluruh risiko-risiko tersebut telah ditangani secara maksimal, dengan cara memantau, memeriksa dan menilai efektivitas pengendalian terhadap risiko perusahaan.
Jenis Risiko dalam Manajemen Risiko
Dalam manajemen risiko, ada beberapa jenis risiko yang harus diketahui agar bisa dilakukan pengelolaan dengan baik, diantaranya adalah:
- Risiko Bisnis
Yaitu risiko berkaitan dengan aktivitas operasional perusahaan. Contohnya menerapkan K3, pengawasan proses capital budgeting, pelatihan sumber daya manusia, dan sebagainya. - Risiko Geografis
Yaitu risiko akibat lokasi fisik perusahaan, misalnya lokasi rawan gempa, tsunami, longsor, dan jenis bencana alam lainnya. Contohnya mitigasi bencana, simulasi, dan asuransi aset. - Risiko Politik
Yaitu ancaman yang terjadi akibat kondisi politik dan kebijakan suatu negara. Langkah yang diambil adalah anomali kebijakan dan konflik perebutan kekuasaan. - Risiko Ketidakpastian Ekonomi
Jenis risiko yang juga dialami perusahaan adalah risiko ketidakpastian ekonomi nasional, misalnya terjadinya inflasi, ketidakstabilan nilai mata uang negara, bubble economy, dan masalah ekonomi makro lainnya. - Risiko Persaingan
Yaitu risiko yang ditimbulkan oleh persaingan dalam industri. Usaha manajemen risiko perusahaan untuk menghindari jenis risiko ini misalnya dengan memiliki tim advokasi bisnis dan menyiapkan strategi antisipasi gerakan kompetitor.
Tujuan Manajemen Risiko
Sedangkan tujuan dari manajemen risiko yaitu untuk menjamin bahwa suatu perusahaan atau organisasi dapat memahami, mengukur, serta memonitor berbagai macam risiko dan kerugian yang terjadi serta memastikan kebijakan dibuat dapat mengendalikan berbagai macam risiko yang ada.
Prinsip dalam Sistem Manajemen Risiko ISO 31000
Didalam sistem manajemen risiko berbasis ISO 31000:2018 mempunyai beberapa tujuan untuk membangun serta melindungi nilai perusahaan. Untuk mencapai tujuan tersebut, ada 8 prinsip yang perlu diterapkan, yaitu:
1. Terintegrasi
Pengelolaan risiko bersifat terintegrasi. Segala hal yang berkaitan dengan aktivitas sebuah organisasi harus terintegrasi dengan sistem manajemen risiko.
2. Komprehensif dan Terstruktur
Upaya manajemen risiko dilakukan secara terstruktur dan komprehensif dalam rangka mencapai hasil yang memuaskan dan konsisten. Prinsip tersebut tidak terbatas pada lingkup internal organisasi, tetapi juga berkaitan dengan risiko yang berasal dari sumber eksternal.
3. Dapat Disesuaikan
ISO 31000 merupakan standar manajemen risiko yang bersifat fleksibel. Oleh karena itu, Anda dapat menyesuaikan proses serta kerangka kerja secara proporsional sesuai dengan tujuan yang diinginkan.
4. Inklusif
ISO 31000 mempunyai prinsip inklusif yang mendorong keterlibatan stakeholder dalam manajemen risiko. Kehadiran stakeholder memberikan manfaat berkaitan dengan pengetahuan, persepsi, serta pandangan mereka yang kemudian berdampak positif pada peningkatan awareness serta manajemen risiko.
5. Dinamis
Risiko dapat muncul kapan saja, dan sejalan dengan perubahan pada konteks yang bersifat eksternal ataupun internal perusahaan.
6. Informasi Terbaik yang Tersedia
Penerapan sistem manajemen risiko memerlukan masukan berupa informasi terdahulu, masa kini, serta ekspektasi di masa mendatang. Penerapannya pun harus secara eksplisit mempertimbangkan keterbatasan serta ketidakpastian dengan berlandaskan pada informasi yang dimiliki.
7. Faktor SDM dan Budaya
Perilaku SDM serta budaya yang berlaku dalam lingkungan organisasi memiliki pengaruh signifikan dalam upaya manajemen risiko.
8. Upaya Berkembang yang Berkelanjutan
Prinsip yang terakhir adalah adanya upaya untuk terus melakukan pengembangan pada sistem manajemen risiko.
Baca juga: Penilaian Risiko agar Manajemen Risiko Jadi Optimal