Level Kematangan TI 0 sampai 5: Cara Sederhana Membaca Skala IT Maturity

RWI Consulting – Di banyak asesmen IT maturity, Anda akan sering menemukan istilah level kematangan TI 0 sampai 5. Skala ini bukan angka asal, tetapi cara terstruktur untuk menilai seberapa jauh proses dan tata kelola TI sudah berjalan: dari yang belum terbentuk, sampai benar-benar terukur dan terus sempurna.
Di ekosistem COBIT 2019 dan BIMM 2024, skala 0–5 berfungsi untuk menilai kapabilitas proses sekaligus menyusun heat map kematangan TI per domain, lalu mengaitkannya ke roadmap 2–3 tahun.

Level Kematangan TI 0 sampai 5: Kenapa Menggunakan Skala 0–5?
COBIT 2019 menyediakan model kapabilitas proses dengan enam tingkat, dari level 0 sampai 5. Setiap level menggambarkan seberapa lengkap, konsisten, dan terukur suatu proses TI berjalan.
Di asesmen IT Maturity yang mengacu ke COBIT dan BIMM:
- Skala 0–5 yang ada untuk memberi skor per-proses dan per-domain
- Hasilnya digabung menjadi skor kematangan TI organisasi
- Laporan biasanya menampilkan heat map dan skor 0–5 per domain sebagai dasar gap analysis dan roadmap transformasi TI
Dengan begitu, manajemen bisa melihat dengan cepat: domain mana yang masih “merah”, mana yang sudah siap menjadi fondasi transformasi digital.
Ringkasan 6 Level Kematangan TI (0–5)
Berikut gambaran ringkas level kematangan TI 0 sampai 5 menurut model kapabilitas proses COBIT 2019 yang RWI gunakan dalam asesmen IT Maturity.
Level 0 – Incomplete
- Proses TI belum terbentuk dengan baik
- Aktivitas yang ada tidak lengkap, sering kali reaktif
- Hasilnya bergantung situasi dan individu, bukan pada desain proses yang jelas
Di Level 1 – Performed
- Ada aktivitas dasar untuk mencapai tujuan proses, tapi masih terbatas
- Cara kerja cenderung intuitif dan belum konsisten
- Dokumentasi dan pengorganisasian masih minim
Level 2 – Managed
- Aktivitas inti proses sudah lengkap dan terkelola
- Ada perencanaan, pemantauan, dan penyesuaian kinerja
- Tanggung jawab mulai lebih jelas dan pelaksanaan lebih stabil
Pada Level 3 – Established
- Proses berjalan dengan standar dan prosedur yang terdokumentasi
- Tersedia panduan, aset, dan alat pendukung secara konsisten
- Praktik baik mulai menerapkan di seluruh unit, bukan hanya di satu tim
Level 4 – Predictable
- Proses terukur dengan indikator kinerja yang jelas
- Organisasi memakai data dan analisis tren untuk memprediksi hasil
- Pengelolaan berbasis angka, bukan sekadar intuisi
Level 5 – Optimizing
- Proses sudah matang dan terus sempurna
- Pengukuran untuk mencari peluang peningkatan, bukan hanya kontrol
- Budaya perbaikan berkelanjutan mengakar, dan praktik organisasi bisa menjadi benchmark bagi pihak lain
Fase Kematangan: Dari Ad-hoc ke Praktik Terbaik
RWI mengelompokkan level 0–5 ini ke dalam beberapa fase kematangan supaya lebih mudah memahaminya di level manajemen:
- Fase Awal – Initial/Ad-hoc (Level 0–1)
Proses belum rapi, tergantung individu, dokumentasi lemah, dan respon cenderung reaktif. - Fase Praktik Baik – Defined (Level 2–3)
Prosedur mulai standaridasi dan lintas unit, kebijakan disetujui manajemen, pelatihan lebih rutin. - Fase Praktik Lebih Baik – Managed/Measurable (Level 3–4)
Proses melaluui pantauan KPI, data dipakai untuk meninjau kinerja, dan perbaikan dilakukan terencana. - Fase Praktik Terbaik – Optimizing (Level 4–5)
Proses adaptif dan inovatif, berbasis data dan analitik, serta diakui sebagai acuan praktik terbaik.
Dengan perspektif ini, diskusi manajemen tidak hanya berhenti di angka “kita di level 2”, tapi juga memahami karakter fase yang sedang berjalan dan apa yang perlu terjadi supaya naik fase berikutnya.
Cara Memakai Level Kematangan TI 0–5 dalam Asesmen
Dalam praktik asesmen IT Maturity yang dilakukan RWI, skala 0–5 biasanya dipakai dalam beberapa langkah berikut:
- Assess baseline
- Mengukur kondisi awal IT maturity per proses dan per domain
- Hasilnya berupa skor 0–5 dan heat map kematangan
- Define target
- Menentukan level kematangan yang ingin tercapai, mengacu ke regulasi (misalnya BIMM) dan kebutuhan bisnis
- Gap & risk analysis
- Membandingkan baseline vs target
- Mengidentifikasi risiko jika gap tidak ditutup
- Priority & portfolio
- Menyusun prioritas quick wins dan inisiatif strategis
- Merangkai program dalam portofolio TI yang selaras dengan roadmap bisnis 2–3 tahun
- Roadmap & monitoring
- Menyusun roadmap kapabilitas bertahap
- Menetapkan KPI dan struktur tata kelola untuk memantau kenaikan level kematangan dari waktu ke waktu
Jika dilakukan konsisten, organisasi bisa bergerak dari dominasi level 0–1 ke dominasi level 3–4, dengan beberapa area strategis dikejar sampai level 5.
Untuk asesmen menyeluruh berbasis COBIT 2019, BIMM 2024, dan model kapabilitas level 0–5, Anda bisa merujuk layanan Penilaian Penyelenggaraan TI (IT Maturity Assessment)
Baca juga:
- IT Maturity: Penilaian Tata Kelola TI BUMN Indonesia RWI Consulting
- Penilaian Kematangan TI Sesuai Standar COBIT & BIMM RWI Consulting
- COBIT 2019: Pengertian, Prinsip, Komponen, dan Cara Implementasi RWI Consulting
- Apa itu Tingkat Kematangan Penerapan Manajemen Risiko? RWI Consulting





