Cara Membaca Hasil IT Maturity Assessment

Cara Membaca Hasil IT Maturity Assessment
RB 17 November 2025
Rate this post

RWI Consulting – Begitu laporan IT maturity assessment mendarat di meja, manajemen biasanya langsung melihat angka: skor 0 sampai 5, warna hijau–kuning–merah, dan istilah seperti initial, defined, atau optimizing. Di sisi lain, tim TI memegang detail capability level per proses COBIT yang terlihat jauh lebih teknis.

Agar laporan ini benar-benar berguna, kedua sisi perlu memakai kacamata yang sama. Artikel Penilaian Maturitas IT: Pengertian, Tahapan, dan Contoh Roadmap menegaskan bahwa hasil maturity tidak berhenti di angka, tetapi memberi baseline, gambaran gap, serta bahan baku untuk roadmap dua sampai tiga tahun.

Cara Membaca Hasil IT Maturity Assessment

Di sini kita bahas cara membaca hasil IT maturity assessment dan capability level secara praktis, supaya angka 0–5 berubah menjadi arah kerja yang konkret.

Apa yang sebenarnya Anda terima dalam laporan IT maturity?

RWI menggambarkan penilaian maturitas IT sebagai proses terstruktur untuk mengukur sejauh mana organisasi menerapkan tata kelola dan manajemen TI yang baik, menggunakan kombinasi COBIT 2019, BIMM 2024, dan bila perlu CMMI v2.0.

Secara umum, laporan yang lengkap biasanya berisi:

  • Skor process capability 0–5 per tujuan COBIT 2019 di lima domain: EDM, APO, BAI, DSS, dan MEA.
  • Ringkasan maturity level TI berdasarkan model seperti BIMM 2024, juga memakai skala 0–5 dan dikelompokkan dalam fase awal sampai praktik terbaik.
  • Heat map yang menampilkan kekuatan dan kelemahan per domain.
  • Analisis gap dan risiko antara kondisi saat ini dan target yang disepakati.
  • Roadmap transformasi TI dua sampai lima tahun berisi quick wins, inisiatif menengah, dan program strategis.

Jadi sebelum membahas detail, Anda bisa memandang laporan sebagai tiga lapisan: angka, narasi gap dan risiko, lalu peta jalan perbaikan.

Cara membaca maturity level: ketinggian “helikopter” organisasi

Artikel Level Kematangan TI 0 sampai 5: Cara Sederhana Membaca Skala IT Maturity menjelaskan spektrum kematangan dengan skala 0 sampai 5 yang tersusun dalam beberapa fase.

Ringkasnya:

  • Level 0–1 – fase awal
    Aktivitas TI masih reaktif dan belum terdokumentasi secara menyeluruh. Organisasi sangat bergantung pada individu, dan pola kerja sulit terulang dengan konsisten.
  • Level 2–3 – fase praktik baik
    Kebijakan dan SOP mulai tersusun, manajemen menyetujui standar, dan unit menjalankan proses secara lebih seragam.
  • Level 3–4 – fase terkelola dan terukur
    Organisasi memakai indikator kinerja dan review berkala untuk mengelola tata kelola, layanan, dan keamanan. Audit internal serta eksternal ikut mendorong perbaikan.
  • Level 4–5 – fase praktik terbaik
    Proses adaptif, memanfaatkan analitik atau otomatisasi, dan kerap menjadi rujukan di lingkungannya.

Laporan maturity biasanya menyajikan skor ini per domain dan juga rata-rata organisasi. Saat Anda membaca:

  1. Lihat fase dominan: apakah skor banyak berkumpul di 0–1, 2–3, atau sudah menyentuh 3–4.
  2. Perhatikan domain yang tertinggal dibanding yang lain, misalnya governance sudah kuat, tetapi layanan atau keamanan masih berada di fase awal.

Maturity level menjawab pertanyaan:

“TI kita, sebagai sistem keseluruhan, berada di fase mana dalam perjalanan kedewasaan?”

Cara Membaca Hasil IT Maturity Assessment: capability level: kerapian proses satu per satu

Artikel Perbedaan Maturity Level dan Capability Level TI menjelaskan bahwa capability level memotret satu proses atau tujuan COBIT secara spesifik.

Beberapa poin penting dari model kapabilitas proses COBIT 2019 yang RWI rangkum:

  • Setiap proses, seperti manajemen perubahan atau pengelolaan insiden, mendapat skor capability 0–5 sendiri.
  • Level rendah menggambarkan proses yang belum lengkap dan belum terstruktur.
  • Level tinggi menandakan proses terdokumentasi, terkelola, diukur, dan terus disempurnakan.

Di laporan assessment, capability level biasanya muncul dalam bentuk:

  • tabel skor per proses, per domain,
  • atau diagram yang menunjukkan seberapa jauh setiap proses berada dari target.

Cara membacanya:

  1. Fokus ke proses kritikal: lihat proses yang berdampak besar ke bisnis atau regulasi, lalu periksa capability-nya.
  2. Bandingkan dengan target: assessment RWI selalu mengaitkan baseline capability dengan level yang ingin organisasi capai, sehingga gap per proses terlihat jelas.
  3. Tandai pola: jika beberapa proses dalam satu domain sama-sama rendah, kemungkinan Anda perlu program perbaikan domain-wide, bukan hanya patch per proses.

Capability level menjawab pertanyaan:

“Seberapa baik proses X berjalan menurut standar COBIT 2019?”

Hubungan antara hasil maturity dan capability dalam laporan

RWI menjelaskan bahwa maturity level dan capability level selalu bekerja bersama dalam asesmen IT maturity.

Pola hubungan yang sering muncul:

  1. Baseline capability per proses
    Tim asesmen mengukur kapabilitas proses berdasarkan 40 tujuan COBIT 2019. Hasil awal berupa skor capability 0–5 per proses dan per domain.
  2. Agregasi ke maturity level
    Skor capability ini kemudian diolah menjadi gambaran maturity organisasi, biasanya melalui pengelompokan fase dan penyusunan heat map.
  3. Gap dan risiko
    Selisih antara capability dan target menjadi bahan analisis kesenjangan dan risiko. Tahapan metodologi di artikel Penilaian Maturitas IT dan Metode Penilaian Maturitas TI Berbasis COBIT & BIMM menempatkan gap & risk analysis sebagai langkah inti setelah scoring.
  4. Roadmap
    Kombinasi maturity dan capability kemudian berubah menjadi roadmap transformasi dua sampai tiga tahun, lengkap dengan quick wins sampai program strategis.

Saat Anda membaca laporan, selalu tanyakan dua hal:

  • “Angka maturity ini berasal dari proses mana saja?”
  • “Perubahan capability level di proses kunci akan menggeser maturity domain ke arah mana?”

Pertanyaan seperti ini menjaga diskusi tetap terhubung antara narasi strategis dan pekerjaan perbaikan yang konkret.

Membaca heat map dan prioritas dari hasil assessment

Artikel IT Maturity RWI menyebut bahwa hasil pengukuran biasanya tampil dalam bentuk heat map yang menunjukkan domain kuat dan lemah.

Cara membaca heat map dengan kacamata praktis:

  1. Temukan area “merah” yang dekat dengan risiko tinggi
    Kaitkan domain atau proses yang rendah dengan risiko bisnis dan tuntutan regulasi. Di konteks BUMN, artikel IT Maturity: Penilaian Tata Kelola TI BUMN Indonesia menekankan kewajiban pelaporan penyelenggaraan TI berdasarkan PER-2/MBU/03/2023 dan SK-190/MBU/07/2024.
  2. Identifikasi quick wins
    Pendekatan RWI mendorong penutupan gap cepat untuk kontrol yang kritis namun relatif mudah naik level dalam enam bulan pertama. Hal ini muncul berulang di pembahasan layanan IT Maturity Assessment dan contoh roadmap.
  3. Pisahkan program jangka menengah dan panjang
    Beberapa gap memerlukan standarisasi lintas unit, perubahan arsitektur, atau investasi besar. Artikel roadmap menempatkan hal ini di tahun kedua dan seterusnya, setelah fondasi dan quick wins selesai.

Dengan pola ini, heat map tidak hanya memberi daftar kelemahan, tetapi membantu organisasi memilih urutan perbaikan yang logis.

Menggunakan hasil assessment dalam dialog manajemen

Begitu Anda memahami peran maturity level dan capability level, diskusi manajemen bisa berjalan lebih terarah. Artikel Contoh Indikator Tingkat Kematangan TI memberi contoh karakteristik di tiap fase, sehingga manajemen bisa mengaitkan angka dengan perilaku nyata di organisasi.

Dalam praktik, dialog biasanya bergerak seperti ini:

  • Manajemen puncak memakai maturity level dan indikator fase untuk melihat posisi TI saat ini, target dua hingga lima tahun, dan dampaknya terhadap strategi bisnis.
  • Tim TI dan asesor memakai capability level untuk menjelaskan proses mana yang perlu perbaikan, mengapa skor tertahan di level tertentu, dan inisiatif apa yang paling efektif menggeser angka.
  • Keduanya bertemu di roadmap yang menghubungkan program perbaikan proses dengan pergeseran maturity level di domain yang dianggap prioritas.

Jika Anda ingin memperdalam sisi teknis cara membaca kapabilitas proses, artikel Process Attribute: Cara Membaca Kapabilitas Proses di Model Kematangan TI mengurai atribut proses yang menjadi dasar penilaian capability level.

Menutup laporan dengan kompas, bukan hanya skor

IT maturity assessment yang baik tidak hanya menjawab “kita ada di level berapa”, tetapi juga menunjukkan mengapa organisasi berada di sana dan bagaimana cara bergerak ke level berikutnya.

Dengan membaca:

  • maturity level sebagai ketinggian helikopter,
  • capability level sebagai kondisi jalan di tiap jalur, dan
  • heat map plus roadmap sebagai kompas perjalanan,

Anda tidak lagi melihat laporan sebagai kumpulan skor, melainkan sebagai peta strategis untuk menyelaraskan TI dengan bisnis, regulator, dan ambisi jangka panjang organisasi.

About RWI
RWI Consulting adalah perusahaan konsultan manajemen risiko yang berdiri sejak tahun 2005. Selama belasan tahun ini, kami telah berkomitmen untuk memberikan layanan terbaik kepada ratusan klien dari berbagai sektor industri baik BUMN maupun swasta untuk memberikan solusi yang tepat dalam mengidentifikasi, mengelola, dan mengatasi risiko yang dihadapi perusahaan.
Top