Komunikasi dan Konsultasi dalam Proses Manajemen Risiko ISO 31000:2018

Menurut ISO 31000:2018 Risk Management Guideline, komunikasi dan konsultasi dalam proses manajemen risiko bertujuan untuk membantu para stakeholders memahami risiko yang dihadapi organisasi, dasar yang digunakan untuk pengambilan keputusan, dan alasan dilakukannya langkah-langkah tertentu.
Komunikasi dimaksudkan untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman tentang risiko, sedangkan konsultasi dimaksudkan untuk mendapatkan umpan balik dan informasi yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan.
Perbedaan Komunikasi dan Konsultasi Risiko
Meskipun sering digunakan bersamaan, komunikasi dan konsultasi memiliki fungsi yang berbeda namun saling melengkapi:
| Aspek | Komunikasi Risiko | Konsultasi Risiko |
|---|---|---|
| Arah Informasi | Satu arah atau dua arah | Dua arah (dialogis) |
| Tujuan Utama | Meningkatkan kesadaran dan pemahaman | Mendapatkan feedback dan input |
| Waktu Pelaksanaan | Berkala dan insidental | Sesuai kebutuhan keputusan |
| Output | Awareness dan alignment | Insight dan rekomendasi |
Prinsip Komunikasi dan Konsultasi yang Efektif
Proses komunikasi dan konsultasi yang efektif diharapkan dapat menghasilkan pertukaran informasi yang tepat waktu, relevan, akurat, dan mudah dipahami, dengan tetap menjaga kerahasiaan dan integritas informasi serta kerahasiaan pribadi.
Karakteristik Komunikasi Risiko yang Efektif
Komunikasi dan konsultasi dengan stakeholders eksternal dan internal terkait perlu dilakukan di setiap dan di seluruh tahap proses manajemen risiko. Karakteristik komunikasi yang efektif meliputi:
- Tepat Waktu: Informasi disampaikan pada saat yang tepat untuk pengambilan keputusan
- Relevan: Konten disesuaikan dengan kebutuhan penerima informasi
- Akurat: Data dan analisis yang disampaikan valid dan terverifikasi
- Mudah Dipahami: Bahasa dan format presentasi disesuaikan dengan audiens
- Menjaga Kerahasiaan: Informasi sensitif dilindungi sesuai klasifikasinya
Tujuan Komunikasi dan Konsultasi dalam Manajemen Risiko
Proses komunikasi dan konsultasi bertujuan untuk mencapai beberapa hal penting dalam ekosistem manajemen risiko organisasi:
1. Mempertemukan Berbagai Bidang Keahlian
Mempertemukan berbagai bidang keahlian di setiap tahap proses manajemen risiko memastikan perspektif multidisiplin terintegrasi dalam analisis risiko. Hal ini penting karena risiko seringkali bersifat lintas fungsi dan memerlukan pemahaman dari berbagai sudut pandang.
2. Memastikan Berbagai Pandangan Dipertimbangkan
Memastikan berbagai pandangan yang berbeda telah dipertimbangkan dalam proses penetapan kriteria risiko dan dalam proses evaluasi risiko. Inklusivitas pandangan ini mengurangi bias dan blind spots dalam penilaian risiko.
3. Menyediakan Informasi yang Memadai
Menyediakan informasi risiko yang memadai terkait pengawasan dan pengambilan keputusan di organisasi. Governance yang efektif memerlukan visibilitas penuh terhadap profil risiko organisasi.
4. Menumbuhkan Rasa Memiliki (Ownership)
Menumbuhkan rasa memiliki dan dilibatkan di antara pihak-pihak yang terdampak oleh suatu risiko. Ownership menciptakan accountability dan komitmen dalam implementasi mitigasi risiko.
Pentingnya Komunikasi dan Konsultasi dalam Proses Manajemen Risiko

Komunikasi dan konsultasi diperlukan agar organisasi dapat melibatkan pihak-pihak yang paham mengenai risiko yang dihadapi organisasi dalam proses manajemen risiko, sehingga informasi, pandangan, dan pertimbangan yang memadai dapat diperoleh organisasi.
Posisi Strategis dalam ISO 31000:2018
Komunikasi dan konsultasi ini sangat penting sehingga oleh ISO 31000:2018 ditempatkan sebagai langkah pertama dalam proses manajemen risiko. Penempatan di awal ini bukan tanpa alasan—langkah ini memungkinkan organisasi melakukan proses tukar-menukar informasi dan pendapat mengenai risiko dan pengelolaannya, dan meningkatkan kepercayaan serta dukungan terhadap pengelolaan risiko.
Manfaat Komunikasi dan Konsultasi yang Efektif
- Peningkatan Kualitas Keputusan: Keputusan berbasis input dari berbagai stakeholder
- Mitigasi Risiko Lebih Efektif: Strategi mitigasi yang lebih komprehensif dan applicable
- Budaya Risk-Aware: Menciptakan kesadaran risiko di seluruh organisasi
- Stakeholder Buy-in: Dukungan dari stakeholders terhadap program manajemen risiko
- Early Warning System: Deteksi dini risiko emerging dari berbagai sumber
Langkah-Langkah Kunci dalam Komunikasi dan Konsultasi Risiko
Oleh sebab itu langkah penting dalam proses komunikasi dan konsultasi risiko mencakup empat aspek fundamental:
1. Menentukan Siapa yang Akan Dilibatkan
Identifikasi stakeholders yang relevan berdasarkan:
- Level kepentingan (interest) terhadap risiko
- Level pengaruh (influence) terhadap manajemen risiko
- Tingkat keterdampakan (impact) dari materialisasi risiko
- Keahlian dan pengetahuan yang dimiliki terkait risiko
Stakeholders dapat mencakup internal (manajemen, karyawan, departemen terkait) dan eksternal (regulator, pelanggan, supplier, masyarakat).
2. Informasi Apa Saja yang Akan Dikomunikasikan
Menentukan konten komunikasi yang tepat:
- Profil Risiko: Overview risiko signifikan yang dihadapi
- Risk Assessment Results: Hasil analisis dan evaluasi risiko
- Mitigation Plans: Strategi dan action plans penanganan risiko
- Progress Monitoring: Status implementasi mitigasi
- Incident Reports: Kejadian materialisasi risiko dan lessons learned
3. Data Apa yang Akan Diperoleh
Mengidentifikasi informasi yang perlu dikumpulkan melalui konsultasi:
- Risk Identification Input: Risiko yang teridentifikasi oleh stakeholders
- Expert Judgment: Pandangan ahli tentang likelihood dan impact
- Historical Data: Data historis kejadian risiko
- Best Practices: Praktik terbaik dari industri atau benchmarking
- Feedback on Mitigation: Masukan terhadap efektivitas strategi mitigasi
4. Mekanisme Apa yang Paling Efektif untuk Digunakan
Memilih channel dan format komunikasi yang sesuai:
Mekanisme Formal:
- Risk Committee Meetings
- Board Reporting
- Risk Dashboard dan Portal
- Periodic Risk Reports
- Town Hall Meetings
Mekanisme Informal:
- Informal briefings
- Focus Group Discussions
- One-on-one Consultations
- Email Updates
- Instant Messaging untuk urgent matters
Contoh Penerapan Komunikasi Risiko dalam Organisasi
Implementasi Komunikasi Risiko
Penerapan komunikasi risiko dalam suatu organisasi dapat dilakukan dengan berbagai cara. Misalnya, fungsi manajemen risiko secara berkala atau sewaktu-waktu sesuai kebutuhan menyampaikan profil risiko kepada organ pengurus organisasi (atau Direksi dan Dewan Komisaris dalam konteks perusahaan).
Format Komunikasi Berkala
1. Quarterly Risk Reports
- Executive summary profil risiko korporat
- Top risks dan pergerakan risk rating
- Status implementasi mitigasi
- Emerging risks dan early warning indicators
2. Monthly Risk Dashboard
- Key Risk Indicators (KRI) performance
- Risk heatmap per kategori risiko
- Incident reports dan near-misses
- Mitigation progress tracker
3. Ad-hoc Risk Briefings
- Untuk risiko yang eskalasi mendadak
- Response terhadap krisis atau insiden major
- Perubahan signifikan pada risk landscape
Selain itu, fungsi manajemen risiko juga dapat menyampaikan informasi risiko kepada pemangku kepentingan lainnya sewaktu-waktu bila diinstruksikan oleh organ pengurus organisasi. Fleksibilitas ini penting untuk responsivitas terhadap kebutuhan informasi yang dinamis.
Contoh Penerapan Konsultasi Risiko dalam Organisasi
Implementasi Konsultasi Risiko
Konsultasi risiko dalam suatu organisasi penerapannya misalnya dalam bentuk forum konsultatif yang difasilitasi oleh fungsi manajemen risiko dalam membantu unit kerja dan atau unit usaha dalam penerapan manajemen risiko, yang mana kegiatan ini dapat dibantu oleh konsultan independen.
Model Konsultasi yang Efektif
1. Forum Konsultatif Rutin
- Risk workshop untuk identifikasi dan assessment risiko
- Brainstorming session untuk strategi mitigasi
- Lesson learned session pasca insiden
- Best practice sharing antarunit
2. Konsultasi Adhoc
- Project risk consultation untuk proyek strategis
- Deep dive analysis untuk risiko kompleks
- Crisis management consultation
- Regulatory compliance guidance
3. Program Pendampingan
- Mentoring untuk risk champions di unit kerja
- Coaching untuk improvement action plans
- Facilitation dalam risk assessment workshops
Konsultasi dapat dilakukan dengan memberikan informasi, benchmark, ataupun pendampingan dalam penerapan manajemen risiko. Pendekatan multifaset ini memastikan support yang komprehensif bagi unit-unit operasional.
Format Konsultasi yang Umum Digunakan
- One-on-one Consultation: Untuk isu risiko spesifik unit kerja
- Group Facilitation: Workshop atau FGD dengan tim lintas fungsi
- Technical Assistance: Support dalam menggunakan tools atau metodologi
- Advisory Services: Rekomendasi strategis untuk pengelolaan risiko kompleks
- Training and Capacity Building: Peningkatan kompetensi manajemen risiko
Integrasi Komunikasi dan Konsultasi di Setiap Tahap Manajemen Risiko

Komunikasi dan konsultasi bukan aktivitas terpisah, tetapi terintegrasi di seluruh tahap proses manajemen risiko:
Tahap Establishing Context
- Komunikasi: Sosialisasi framework dan kebijakan manajemen risiko
- Konsultasi: Gathering input tentang risk appetite dan kriteria risiko
Di Tahap Risk Assessment
- Komunikasi: Sharing metodologi dan tools risk assessment
- Konsultasi: Collecting expert judgment dan historical data
Tahap Risk Treatment
- Komunikasi: Disseminasi rencana mitigasi kepada risk owners
- Konsultasi: Feedback terhadap feasibility dan effectiveness mitigasi
Tahap Monitoring and Review
- Komunikasi: Reporting hasil monitoring dan perubahan risk profile
- Konsultasi: Review dan update terhadap strategi manajemen risiko
Tantangan dalam Komunikasi dan Konsultasi Risiko
Meskipun penting, implementasi komunikasi dan konsultasi yang efektif menghadapi berbagai tantangan:
Hambatan Umum
- Information Overload: Terlalu banyak informasi membuat stakeholders overwhelmed
- Technical Jargon: Bahasa teknis yang sulit dipahami non-specialist
- Stakeholder Fatigue: Meeting dan konsultasi yang terlalu sering
- Confidentiality Concerns: Balancing transparansi dengan kerahasiaan
- Resource Constraints: Keterbatasan waktu dan budget untuk engagement
Strategi Mengatasi Tantangan
- Segmentasi Audiens: Tailoring konten sesuai level dan kebutuhan
- Simplifikasi Pesan: Menggunakan visualisasi dan bahasa sederhana
- Prioritisasi: Focus pada risiko material dan critical decisions
- Digital Enablement: Leveraging teknologi untuk efisiensi
- Culture Building: Menciptakan budaya openness dan psychological safety
Best Practices Komunikasi dan Konsultasi Risiko
Untuk memaksimalkan efektivitas, organisasi sebaiknya menerapkan praktik terbaik berikut:
Prinsip-Prinsip Best Practice
- Two-Way Communication: Tidak hanya top-down tetapi juga bottom-up
- Consistency: Frekuensi dan format komunikasi yang konsisten
- Transparency: Keterbukaan dalam sharing informasi (sesuai klasifikasi)
- Responsiveness: Quick response terhadap pertanyaan atau concerns
- Documentation: Pendokumentasian hasil komunikasi dan konsultasi
- Continuous Improvement: Regular review dan enhancement proses
Tools dan Teknologi Pendukung
- Risk Management Software: Platform terintegrasi untuk komunikasi risiko
- Collaboration Tools: MS Teams, Slack untuk real-time communication
- Dashboard dan Analytics: Visualisasi data risiko yang interaktif
- Survey Tools: Untuk gathering feedback secara efisien
- Document Management System: Repository untuk risk documents
Peran Fungsi Manajemen Risiko dalam Komunikasi dan Konsultasi
Fungsi manajemen risiko memiliki peran sentral sebagai:
Fasilitator
- Mendesain dan memfasilitasi forum komunikasi dan konsultasi
- Menyediakan platform dan tools yang dibutuhkan
- Mengkoordinasikan stakeholder engagement
Knowledge Hub
- Mengkonsolidasi informasi risiko dari berbagai sumber
- Menyediakan expertise dan technical guidance
- Menjadi reference point untuk risk-related queries
Integrator
- Mengintegrasikan input dari berbagai stakeholders
- Memastikan konsistensi dalam risk messaging
- Menghubungkan risk management dengan strategic planning
Communicator
- Menyampaikan profil risiko kepada governance bodies
- Reporting kepada regulator dan stakeholders eksternal
- Sosialisasi dan awareness building
Mengukur Efektivitas Komunikasi dan Konsultasi
Organisasi perlu mengukur apakah komunikasi dan konsultasi risiko berjalan efektif:
Key Performance Indicators (KPIs)
- Stakeholder Engagement Rate: Tingkat partisipasi dalam forum konsultasi
- Information Quality Score: Feedback tentang relevansi dan kegunaan informasi
- Response Time: Waktu yang dibutuhkan untuk merespons queries
- Risk Awareness Level: Survey terhadap pemahaman risiko di organisasi
- Decision Quality: Improvement dalam kualitas keputusan terkait risiko
Feedback Mechanisms
- Regular surveys kepada stakeholders
- Post-meeting evaluations
- Focus group untuk deep-dive feedback
- One-on-one interviews dengan key stakeholders
- Analysis terhadap utilization rate risk information
Kesimpulan: Komunikasi dan Konsultasi sebagai Fondasi Manajemen Risiko Efektif
Komunikasi dan konsultasi bukan sekadar supporting activity dalam manajemen risiko—keduanya adalah fondasi yang menentukan keberhasilan keseluruhan program risk management. Penempatan di awal proses oleh ISO 31000:2018 merefleksikan pentingnya kedua aktivitas ini.
Butuh Bantuan Implementasi Komunikasi dan Konsultasi Risiko?
RWI Consulting memiliki pengalaman dalam membantu organisasi membangun framework komunikasi dan konsultasi risiko yang efektif sesuai ISO 31000:2018. Hubungi kami untuk diskusi lebih lanjut.






