Penilaian Maturitas IT: Pengertian, Tahapan, dan Contoh Roadmap

Penilaian Maturitas IT: Pengertian, Tahapan, dan Contoh Roadmap
RB 13 November 2025
5/5 - (1 vote)

RWI Consulting – Transformasi digital yang serius selalu berujung ke satu pertanyaan yang agak pahit: sebenarnya TI kita sudah seberapa matang?
Bukan hanya dari sisi infrastruktur dan aplikasi, tapi juga dari tata kelola, layanan, keamanan, sampai sejauh mana TI sungguh menyokong tujuan bisnis.

Di sinilah penilaian maturitas IT masuk. Bukan sekadar audit sesaat, tapi pemetaan menyeluruh tentang kondisi penyelenggaraan TI, gap yang ada, dan langkah konkret untuk naik kelas. RWI sudah membahas implementasi detailnya di konteks BUMN Indonesia melalui artikel tentang IT maturity dan tata kelola TI, lengkap dengan regulasi, framework COBIT 2019, BIMM 2024, dan contoh roadmap lima tahun.

Penilaian Maturitas IT: Pengertian, Tahapan, dan Contoh Roadmap

penilaian-maturitas-it

Di artikel ini, kita rangkum konsep dasarnya secara edukatif sebagai fondasi:

  • Apa itu penilaian maturitas IT dan konteks regulasinya
  • Model dan framework yang biasa dipakai (COBIT, BIMM, CMMI)
  • Tahapan penilaian maturitas IT end-to-end
  • Cara mengukur IT maturity dan membaca levelnya
  • Contoh roadmap peningkatan kematangan TI
  • FAQ yang sering ditanyakan manajemen dan tim TI

Untuk implementasi assessment end-to-end, lihat layanan Penilaian Penyelenggaraan TI (IT Maturity Assessment) dari RWI.

Apa Itu Penilaian Maturitas IT?

Penilaian maturitas IT adalah proses sistematis untuk mengukur seberapa jauh organisasi telah menerapkan praktik tata kelola dan manajemen TI yang baik, menggunakan standar dan framework yang terstruktur.

Dari berbagai artikel RWI, benang merahnya kira-kira begini: RWI Consulting+1

  • Penilaian maturitas IT mengukur kesiapan, kualitas desain, dan efektivitas penyelenggaraan TI, bukan hanya ada tidaknya kebijakan.
  • Penilaian dilakukan terhadap berbagai domain TI, misalnya tata kelola, perencanaan, layanan, keamanan informasi, dan infrastruktur.
  • Hasilnya bukan cuma angka, tapi juga baseline, gap, dan prioritas perbaikan yang kemudian diterjemahkan menjadi roadmap transformasi TI dua sampai tiga tahun.

Jadi, saat seseorang bertanya “apa itu penilaian maturitas IT”, jawaban pendeknya:
itu adalah cara terstruktur untuk mengetahui posisi TI Anda saat ini, seberapa jauh dari target yang diinginkan, dan apa saja langkah realistis untuk menutup jarak tersebut.

Mengapa Penilaian Maturitas IT Menjadi Penting?

Ada beberapa alasan:

  1. Tuntutan tata kelola dan regulasi
    • Untuk BUMN, penilaian penyelenggaraan TI diatur dalam PER-2/MBU/03/2023 dan SK-190/MBU/07/2024. Dua regulasi ini menegaskan bahwa TI harus dikelola secara terukur, selaras strategi bisnis, dan dievaluasi secara berkala.
  2. Dasar pengambilan keputusan investasi TI
    • Dengan mengetahui level maturitas dan gap, manajemen dapat memutuskan prioritas investasi TI yang paling masuk akal, bukan sekadar mengikuti tren teknologi.
  3. Penguatan keamanan dan keandalan layanan
    • Penilaian membantu mengidentifikasi kelemahan di keamanan informasi dan keandalan layanan. Rekomendasi kemudian diarahkan untuk menutup celah serta mengurangi downtime. RWI Consulting
  4. Arah transformasi digital yang jelas
    • Hasil penilaian menjadi input utama untuk menyusun roadmap transformasi TI, lengkap dengan tahapan, timeline, dan indikator keberhasilan.

Singkatnya: tanpa penilaian maturitas IT, organisasi berisiko berinvestasi di TI secara sporadis, sulit menjawab kebutuhan regulator, dan tidak punya peta jalan digital yang jelas.

Konteks Regulasi Penilaian Maturitas IT di Indonesia

  • Peraturan Menteri BUMN PER-2/MBU/03/2023
    Mengatur penyelenggaraan teknologi informasi di BUMN dalam satu bab khusus, termasuk kewajiban pengelolaan risiko yang terintegrasi dengan strategi bisnis.
  • SK-190/MBU/07/2024
    Memberi panduan lebih teknis, antara lain:
    • standar pelaporan penyelenggaraan TI
    • proses pelaksanaan audit TI
    • kewajiban penilaian penyelenggaraan TI secara berkala, biasanya setiap dua tahun.

Di luar BUMN, organisasi swasta dan lembaga publik lain memang tidak selalu diwajibkan oleh regulasi yang sama, tetapi banyak yang mulai mengadopsi pendekatan sejenis karena:

  • membantu memenuhi prinsip good corporate governance, dan
  • memberi bukti nyata bahwa TI dikelola secara profesional dan akuntabel.

Model dan Kerangka Penilaian Maturitas IT

Dari beberapa artikel RWI, ada tiga standar utama yang sering digunakan secara kombinasi: RWI Consulting+1

4.1 COBIT 2019

COBIT 2019 adalah framework tata kelola dan manajemen TI yang diakui secara internasional.

  • Kerangka kerja dengan 40 tujuan tata kelola dan manajemen yang dikelompokkan ke dalam 5 domain: EDM, APO, BAI, DSS, MEA.
  • Memiliki model kapabilitas proses dengan level 0 sampai 5, mulai dari proses yang belum lengkap sampai proses yang dioptimalkan dan terus diperbaiki.

Dalam konteks penilaian maturitas IT, COBIT 2019 digunakan untuk:

  • memetakan kapabilitas proses per domain, dan
  • memberikan struktur yang jelas untuk evaluasi tata kelola, layanan, dan keamanan TI.

4.2 BIMM 2024

Business IT Maturity Model (BIMM) 2024 adalah model kematangan TI yang disesuaikan dengan konteks Indonesia, terutama untuk BUMN.

  • BIMM menggunakan skala 0 sampai 5 untuk menilai penyelenggaraan TI, selaras dengan regulasi terbaru.
  • Model ini dipakai regulator sebagai acuan ketika meminta laporan maturity dari perusahaan negara.

4.3 CMMI v2.0

RWI juga menyebut CMMI v2.0 sebagai standar untuk mengukur kapabilitas pengembangan dan layanan TI:

  • Berfokus pada pematangan proses pengembangan sistem dan penyampaian layanan.
  • Sering dipakai sebagai pelengkap COBIT, terutama saat organisasi ingin memperdalam aspek software development dan service delivery.

4.4 Kombinasi Model

Praktiknya, penilaian maturitas IT sering menggunakan kombinasi:

  • COBIT 2019 untuk struktur tata kelola dan manajemen proses
  • BIMM 2024 untuk memenuhi kebutuhan regulator lokal
  • CMMI v2.0 untuk pendalaman kapabilitas pengembangan dan layanan

Pendekatan hybrid seperti ini terlihat berulang di artikel-artikel RWI yang membahas penilaian TI dan maturity index.

Perbedaan IT Maturity dan Process Capability

Di banyak standar, terutama COBIT 2019, istilah maturity dan capability sering muncul bersama. RWI menggunakan istilah process capability COBIT dan skala maturitas BIMM untuk menilai penyelenggaraan TI.

Secara praktis, perbedaannya bisa diringkas seperti ini:

  • Process capability
    • Fokus pada satu proses atau tujuan tertentu, misalnya manajemen perubahan, pengelolaan insiden, atau perencanaan arsitektur.
    • Diukur dengan level 0 sampai 5, sesuai definisi COBIT 2019, dari proses yang belum terbentuk sampai proses yang dioptimalkan dan diukur dengan data.
  • IT maturity
    • Merefleksikan tingkat kematangan keseluruhan penyelenggaraan TI, yang disusun dari gabungan kapabilitas berbagai proses.
    • Dalam model seperti BIMM, skor ini menggambarkan seberapa matang tata kelola, layanan, dan keamanan TI pada skala organisasi.

Dengan kata lain, capability adalah detail per proses, sedangkan maturity adalah gambaran besar yang dibangun dari kumpulan proses tersebut.

Tahapan Penilaian Maturitas IT

Metodologi penilaian yang cukup rinci, yang pada dasarnya dapat diringkas menjadi beberapa tahapan utama.

6.1 Perumusan ruang lingkup dan target

  • Menetapkan sasaran penilaian dan level kapabilitas yang ingin dicapai.
  • Menyepakati domain dan proses yang akan dinilai, biasanya mengacu ke 40 tujuan COBIT serta standar lokal seperti BIMM.

6.2 Pengumpulan data

Metode pengumpulan data yang sering digunakan:

  • Kajian dokumen: menelaah kebijakan, prosedur, arsitektur TI, kontrak layanan, serta dokumentasi lainnya.
  • Survei self assessment: kuesioner online untuk berbagai unit kerja agar didapatkan persepsi internal mengenai tingkat kematangan.
  • Wawancara dan FGD: diskusi terarah dengan narasumber kunci dari berbagai tingkatan organisasi.

6.3 Validasi dan scoring

  • Technical meeting untuk memvalidasi skor awal dan memastikan interpretasi standar yang sama antara asesor internal dan konsultan.
  • Skor kemudian dipetakan ke level kapabilitas proses (COBIT) dan skala maturitas (misalnya BIMM 0 sampai 5)

6.4 Analisis gap dan risiko

  • Mengidentifikasi perbedaan antara kondisi saat ini dan target di setiap domain.
  • Menganalisis risiko bisnis jika gap tersebut tidak ditutup.
  • Menentukan quick wins yang dapat diselesaikan dalam rentang waktu pendek.

6.5 Penyusunan roadmap

  • Menyusun roadmap dua sampai tiga tahun, dengan kombinasi quick wins, inisiatif menengah, dan program strategis jangka panjang.
  • Roadmap jugadihubungkan dengan indikator kinerja bisnis dan struktur tata kelola, misalnya melalui matriks RACI dan KPI.

6.6 Sosialisasi dan transfer knowledge

  • Menyajikan hasil penilaian dan roadmap kepada manajemen dan pemangku kepentingan.
  • Melakukan transfer knowledge ke asesor internal agar organisasi dapat melanjutkan pemantauan dan penilaian mandiri di masa depan.

Menariknya, proyek semacam ini umumnya berjalan sekitar 14 sampai 16 minggu, dari kick-off sampai sosialisasi laporan akhir.

. Cara Mengukur IT Maturity

Bagian ini menjawab langsung fokus keyword “cara mengukur IT maturity”.

Mengacu pada kombinasi COBIT 2019, BIMM 2024, dan model yang digunakan RWI, pengukuran IT maturity biasanya mencakup:

  1. Penilaian kapabilitas proses (process capability)
    • Setiap tujuan atau proses dinilai dengan skala 0 sampai 5.
    • Level yang lebih tinggi menandakan proses sudah terdokumentasi, distandarisasi, diukur, bahkan dioptimalkan secara berkelanjutan.
  2. Pengelompokan dalam fase kematangan
    Artikel IT Maturity RWI membagi spektrum kematangan ke beberapa fase, misalnya:
    • Fase awal, ketika proses masih ad hoc dan bergantung pada individu.
    • Fase praktik baik, ketika prosedur sudah terdokumentasi dan dijalankan secara konsisten.
    • Fase terkelola dan terukur, ketika KPI dan data menjadi dasar perbaikan.
    • Fase praktik terbaik, ketika TI menjadi benchmark industri dan sangat adaptif.
  3. Agregasi ke level maturitas organisasi
    • Skor proses per domain dijadikan dasar untuk menentukan tingkat kematangan TI secara keseluruhan.
    • Hasilnya biasanya dituangkan dalam bentuk heat map yang memudahkan manajemen melihat area yang sudah kuat dan area yang masih merah.
  4. Perbandingan dengan standar dan praktik terbaik
    • Skor yang diperoleh dibandingkan dengan standar internal, target regulator, atau best practice industri yang relevan.

Contoh Roadmap Penilaian Maturitas IT

Baca juga:

  1. Penilaian Kematangan TI Sesuai Standar COBIT & BIMM
  2. IT Maturity: Penilaian Tata Kelola TI BUMN Indonesia
  3. Contoh IT Roadmap: Struktur, Proses, & Studi Kasus Implementasi
  4. COBIT 2019: Pengertian, Prinsip, Komponen, dan Cara Implementasi

RWI memberikan contoh roadmap transformasi IT maturity lima tahun yang cukup rinci untuk BUMN. Jika diringkas, pola besarnya kurang lebih seperti ini:

  1. Tahun pertama: fondasi dan quick wins
    • Menyelesaikan baseline penilaian maturitas.
    • Menutup quick wins kritikal dan mengejar minimal level dasar pada kontrol inti.
  2. Tahun kedua: standarisasi dan sertifikasi
    • Menyelaraskan kebijakan dan SOP lintas unit.
    • Mengejar level praktis yang lebih tinggi untuk tata kelola, risiko, dan keamanan.
    • Mempersiapkan sertifikasi tertentu, misalnya ISO 27001, jika relevan.
  3. Tahun ketiga: operasionalisasi dan monitoring
    • Memperkuat kemampuan operasi seperti monitoring keamanan, layanan, dan kinerja.
    • Memanfaatkan dashboard KPI dan mekanisme review berkala.
  4. Tahun keempat: integrasi dan analitik
    • Mengintegrasikan data platform, analitik, dan otomatisasi untuk meningkatkan kemampuan pengambilan keputusan.
  5. Tahun kelima: kepemimpinan dan benchmark
    • Mencapai level kematangan tinggi di area strategis.
    • Menjadikan TI sebagai contoh bagi organisasi lain, dengan budaya perbaikan berkelanjutan yang kuat.

Contoh di atas bukan template saklek, tapi menunjukkan bagaimana tahapan penilaian maturitas IT bisa diterjemahkan menjadi peta jalan multi-tahun yang realistis.

Manfaat Penilaian Maturitas IT

Beberapa yang paling terasa bagi manajemen:

  1. Memenuhi tuntutan tata kelola dan regulasi
    • Menunjukkan komitmen organisasi terhadap prinsip good corporate governance.
    • Mengurangi risiko sanksi karena ketidakpatuhan dan meningkatkan kepercayaan pemangku kepentingan.
  2. Meningkatkan keandalan dan keamanan TI
    • Mengidentifikasi kerentanan keamanan dan kelemahan proses.
    • Mendorong perbaikan yang berdampak langsung pada kontinuitas layanan.
  3. Mengoptimalkan investasi teknologi
    • Memberi dasar rasional bagi keputusan anggaran TI, sehingga dana lebih fokus ke area yang memberi nilai tambah tertinggi.
  4. Belajar dari praktik terbaik industri
    • Benchmarking terhadap standar internasional dan organisasi lain mempercepat pembelajaran tanpa perlu trial and error yang mahal.
  5. Membangun fondasi transformasi digital
    • Roadmap yang dihasilkan memastikan inisiatif digital tidak berdiri sendiri, melainkan terikat pada tata kelola, manajemen risiko, dan tujuan bisnis.

Untuk implementasi assessment end-to-end dengan metodologi yang sama seperti di atas, lihat layanan Penilaian Penyelenggaraan TI (IT Maturity Assessment) dari RWI.

FAQ Penilaian Maturitas IT

Apa bedanya penilaian maturitas IT dengan audit TI?

Audit TI biasanya berfokus pada kepatuhan terhadap kebijakan dan standar pada periode tertentu.
Penilaian maturitas IT menilai tingkat kematangan tata kelola dan proses TI secara menyeluruh, melihat konsistensi, pengukuran, dan perbaikan berkelanjutan. Keduanya penting, namun penilaian maturitas memberi gambaran yang lebih strategis tentang posisi TI dalam jangka menengah sampai panjang.

Apakah penilaian maturitas IT hanya relevan untuk BUMN?

Tidak. Walaupun regulasi seperti PER-2/MBU/03/2023 dan SK-190/MBU/07/2024 menargetkan BUMN, RWI secara eksplisit menyebut pengalaman di berbagai sektor, baik publik maupun swasta.

Seberapa sering penilaian maturitas IT perlu dilakukan?

Dalam konteks BUMN, penilaian penyelenggaraan TI diwajibkan secara berkala, umumnya sekali dalam dua tahun sesuai dengan SK-190/MBU/07/2024.

Berapa lama proyek penilaian maturitas IT biasanya berlangsung?

Proyek penilaian IT maturity yang komprehensif berjalan sekitar 14 sampai 16 minggu, mencakup kick-off, pengumpulan data, wawancara, scoring, penyusunan rekomendasi, sampai sosialisasi laporan akhir.

Apakah penilaian maturitas IT harus selalu menggunakan COBIT 2019?

COBIT 2019 hampir selalu muncul sebagai framework utama di artikel-artikel RWI yang membahas penilaian TI, terutama ketika organisasi ingin memiliki struktur tata kelola yang kuat dan terukur.

About RWI
RWI Consulting adalah perusahaan konsultan manajemen risiko yang berdiri sejak tahun 2005. Selama belasan tahun ini, kami telah berkomitmen untuk memberikan layanan terbaik kepada ratusan klien dari berbagai sektor industri baik BUMN maupun swasta untuk memberikan solusi yang tepat dalam mengidentifikasi, mengelola, dan mengatasi risiko yang dihadapi perusahaan.
Top