Risk Assessment: Pengertian, Manfaat Bisnis, Langkah-Langkah, Metode (ISO 31000), Matriks Risiko

Risk Assessment: Pengertian, Manfaat Bisnis, Langkah-Langkah, Metode (ISO 31000), Matriks Risiko
RB 15 September 2025
Rate this post

RWI ConsultingRisk assessment adalah proses sistematis untuk menemukan, menilai, dan mengelola risiko yang bisa mengganggu tujuan sebuah organisasi. Dengan penilaian yang baik, bisnis bisa meminimalkan kerugian, menjaga keberlanjutan, dan mengoptimalkan peluang.

Apa Itu Risk Assessment?

Risk-Assessment-&-Profiling

Risk assessment adalah definisi penilaian risiko yang merujuk pada kegiatan sistematis untuk mengenali, menganalisis, dan mengevaluasi risiko. Intinya, ini adalah bagian dari pendekatan proaktif agar organisasi bisa memahami ancaman dan peluang sebelum dampaknya muncul.

Dalam konteks Enterprise Risk Management (ERM), risk assessment menjadi salah satu pilar utama: tanpa penilaian risiko, organisasi sulit menentukan fokus dan alokasi sumber daya. ISO 31000 adalah standar internasional yang memberikan kerangka kerja bagi organisasi‑dari berbagai sektor dan ukuran untuk melakukan risk assessment secara terstruktur.

Di perusahaan-perusahaan Indonesia, risk assessment seringkali juga berkaitan dengan kepatuhan terhadap regulasi (misalnya Hukum K3, regulasi keuangan, keamanan data), serta mitigasi dampak gangguan operasional atau risiko eksternal seperti perubahan pasar. (Konteks perusahaan Indonesia: bersimpul dari sumber manfaat ISO 31000 lokal)

Mengapa Risk Assessment Penting untuk Bisnis?

Berikut beberapa alasan mengapa penilaian risiko harus menjadi bagian tak terpisahkan dari strategi bisnis:

  • Kepatuhan Regulasi
    Banyak regulasi di Indonesia dan internasional yang mensyaratkan manajemen risiko sebagai bagian dari standar operasional. Dengan melakukan risk assessment, organisasi dapat memastikan bahwa mereka memenuhi kewajiban hukum.
  • Efisiensi Biaya & Meminimalisir Kerugian
    Identifikasi risiko sejak dini memungkinkan mitigasi sebelum risiko berubah menjadi krisis. Dengan demikian, biaya penanganan dan kerugian operasional bisa berkurang.
  • Kelangsungan Usaha (Business Continuity)
    Organisasi yang memahami profil risikonya bisa menyusun strategi agar operasional tetap berjalan meskipun ada gangguan eksternal atau internal. Risk assessment membantu merumuskan langkah pencegahan dan rencana respons.
  • Pengambilan Keputusan yang Lebih Baik
    Data dan analisis risiko memberikan gambaran yang lebih jelas tentang konsekuensi dan probabilitas. Dengan demikian, manajemen dapat membuat keputusan berdasarkan pemahaman risiko dan manfaat, bukan hanya berdasarkan asumsi atau insting saja.
  • Reputasi & Kepercayaan Stakeholder
    Organisasi yang serius dalam manajemen risiko menunjukkan profesionalisme dan tanggung jawab. Ini meningkatkan kepercayaan dari pelanggan, investor, dan pihak terkait lainnya.

Probabilitas, Dampak, & Tingkat Risiko

Dalam risk assessment, ada tiga pilar konsep yang selalu muncul: probabilitas, dampak, dan tingkat risiko.

Inherent vs Residual Risk

  • Inherent risk adalah risiko yang ada sebelum melakukan tindakan mitigasi atau kontrol. Ini adalah risiko “alami” organisasi terhadap ancaman, dalam kondisi kontrol normal.
  • Residual risk adalah risiko yang tersisa setelah mitigasi atau kontrol dijalankan. Tidak semua risiko bisa hilang, tapi residual risk harus dipahami dan dikelola.

Risk Appetite & Tolerance (Ambang Penerimaan)

  • Risk appetite adalah seberapa besar risiko yang bersedia perusahaan terima saat mengejar tujuan strategisnya.
  • Risk tolerance adalah batasan konkret dari risiko maksimum yang dapat terrtoleransi oleh organisasi di berbagai area/operasional.

Probabilitas risiko (kemungkinan terjadinya) dan dampak risiko (berapa besar kerugian atau gangguannya) bergabung untuk menentukan tingkat risiko (risk level) sebelum dan sesudah mitigasi.

Kerangka & Standar yang Umum

ISO 31000 (Kerangka Manajemen Risiko)

ISO 31000 adalah standar internasional yang terdiri dari kerangka kerja dan proses manajemen risiko yang mencakup identifikasi, analisis, evaluasi, dan pengendalian risiko. Standar ini menekankan bahwa organisasi harus memahami konteks internal dan eksternal, mempunyai struktur dan kapasitas risiko yang jelas.

NIST SP 800‑30 / ISO 27005 (Risiko TI & Keamanan Informasi)

  • NIST SP 800‑30 adalah panduan dari Amerika Serikat yang khusus membahas metode untuk menilai risiko di sistem informasi dan keamanan siber.
  • ISO 27005 adalah standar untuk manajemen risiko keamanan informasi, menyediakan pendekatan risk assessment khusus untuk aspek keamanan data.

(Catatan: detail spesifik metode/metrik NIST SP 800‑30 dan ISO 27005 tidak dibahas dalam sebagian besar sumber lokal; jadi konteks umum diperoleh dari literatur internasional.)

K3/HSE: HIRARC / HIRADC (Keselamatan Kerja)

  • HIRARC = Hazard Identification, Risk Assessment and Risk Control: digunakan di area keselamatan kerja, khususnya identifikasi bahaya, penilaian risiko di tempat kerja, dan kontrol risiko.
  • HIRADC adalah variasi/versi yang lebih lengkap mencakup tindakan pencegahan, kontrol, dan pengawasan setelah penilaian.

Jenis & Metode Risk Assessment

Kualitatif, Semi‑Kuantitatif, Kuantitatif

  • Metode kualitatif menggunakan penilaian subjektif; misalnya “tinggi”, “sedang”, atau “rendah”. Cocok untuk organisasi yang belum punya data historis kuat.
  • Semi‑kuantitatif menggunakan skala numerik sederhana untuk probabilitas dan dampak. Memberikan sedikit lebih banyak presisi tanpa kompleksitas tinggi.
  • Kuantitatif menggunakan data numerik dan model statistik untuk memperhitungkan risiko dalam bentuk angka; sering digunakan bila dampak bisa diukur jelas dan data tersedia.

Teknik populer: FMEA, Bow‑Tie, HAZOP, Monte Carlo

  • FMEA (Failure Mode and Effects Analysis): menganalisis kemungkinan gagal fungsi dan dampaknya.
  • Bow‑Tie: visualisasi risiko, menghubungkan penyebab di satu sisi dan konsekuensi di sisi lain, dengan kontrol di tengah.
  • HAZOP (Hazard and Operability Study): sering dipakai di manufaktur dan proses industri untuk risiko proses.
  • Monte Carlo: simulasi numerik untuk memperkirakan distribusi kemungkinan dan dampak; lebih cocok ke analisis kuantitatif risiko.

Langkah-Langkah Risk Assessment (How‑To)

Berikut langkah-langkah praktis yang bisa diikuti secara sistematis:

1) Menetapkan Konteks & Tujuan

Definisikan ruang lingkup risk assessment, stakeholder terkait, lingkungan internal dan eksternal, serta tujuan khusus yang hendak dicapai.

2) Identifikasi Risiko

Kumpulkan sumber risiko, kemungkinan kejadian, penyebab, dan konsekuensi. Gunakan teknik seperti brainstorming, checklist, FMEA, atau pemetaan proses.

3) Analisis Risiko

Tentukan skala dan kriteria probabilitas serta dampak. Jika memungkinkan, lakukan penghitungan numerik/kuantitatif; kalau tidak, metode kualitatif juga berguna.

4) Evaluasi & Prioritisasi (Risk Ranking)

Bandingkan risiko berdasarkan tingkatannya, kemudian prioritaskan yang paling berdampak dan paling mungkin terjadi untuk ditangani lebih dulu.

5) Perlakuan Risiko (Treatment)

Putuskan strategi: avoid (hindari), reduce (kurangi), transfer (alihkan, misal lewat asuransi), atau accept (terima) risiko tertentu. Rencanakan mitigasi yang jelas, siapa bertanggung jawab, timeline, dan anggarannya.

6) Monitoring, Review, & Perbaikan Berkelanjutan

Setelah rencana diterapkan, terus pantau apakah mitigasi efektif. Lakukan review berkala, koreksi bila ada perubahan konteks, dan catat pelajaran agar risk assessment makin matang.

Matriks Risiko: Cara Membuat & Contoh Skala

Skala Likelihood & Impact (1‑5)

SkalaProbabilitas (Likelihood)Dampak (Impact)
1Sangat rendahSangat ringan
2RendahRingan
3SedangSedang
4TinggiBerat
5Sangat tinggiSangat berat

Heat Map & Kriteria Penerimaan

Gunakan heat map untuk memetakan risiko berdasarkan kombinasi probabilitas dan dampak. Area warna merah = prioritas tinggi, oranye/kuning = perlu mitigasi sedang, hijau = risiko diterima atau dikendalikan.

Contoh Penerapan Risk Assesment di Berbagai Sektor

TI & Siber

Misalnya risiko downtime sistem, kebocoran data, serangan siber. Risk assessment membantu menghitung potensi dampak finansial dan reputasi, serta memprioritaskan kontrol keamanan.

Operasional / Manufaktur

Keselamatan kerja, kecelakaan, gangguan rantai suplai. Penilaian risiko di area produksi bisa mencegah kecelakaan besar dan kehilangan stok atau materi baku.

Proyek & Keuangan

Risiko overspending, keterlambatan proyek, fluktuasi mata uang atau biaya material. Risk assessment di proyek membantu memperkirakan kemungkinan dan dampak, serta menyiapkan cadangan (buffer) dan mitigasi.

Peran, Tanggung Jawab & RACI

  • Role Owner Risiko: Orang atau unit yang “memiliki” risiko tertentu, bertanggung jawab untuk identifikasi, mitigasi, dan pemantauan.
  • Risk Committee: Tim pengarah yang melibatkan pimpinan; menetapkan risk appetite, tolerance, dan kebijakan risiko organisasi.
  • Fungsi Assurance (audit internal, compliance): Memastikan bahwa risk assessment dilakukan sesuai kerangka dan standar, memberikan feedback, dan mengawasi bahwa mitigasi diterapkan.

KPI & Pelaporan Risiko yang Efektif

Beberapa indikator yang bisa dipakai:

  • Jumlah risiko teridentifikasi vs risiko terjenis belum teridentifikasi.
  • Time to respond: waktu dari identifikasi hingga mitigasi awal.
  • Persentase mitigasi yang berhasil dalam periode tertentu.
  • Jumlah insiden yang terjadi karena risiko yang sudah diidentifikasi tapi mitigasi gagal.
  • Kepatuhan pelaporan risiko ke komite atau manajemen puncak.

Pelaporan harus jelas, ringkas, dengan visual (heat map, dashboard), dan dikomunikasikan ke level yang tepat.

Integrasi dengan BCP / Contingency Plan & Compliance

Risk assessment dan business continuity plan (BCP) serta contingency plan saling berkaitan:

  • Assessment menentukan risiko apa yang perlu diantisipasi dalam BCP/contingency plan.
  • BCP merancang bagaimana operasional terus berjalan, contingency plan adalah rencana respons terhadap skenario tertentu.
  • Semua ini juga harus mempertimbangkan regulasi & kepatuhan yang berlaku di industri Anda.

Penutup

Risk assessment adalah fondasi agar organisasi tidak hanya bereaksi saat krisis, tapi mampu merespons dengan percaya diri dan terstruktur. Dengan memahami definisi, metode, dan standar seperti ISO 31000, Anda bisa membangun sistem manajemen risiko yang nyata dan adaptif.

About RWI
RWI Consulting adalah perusahaan konsultan manajemen risiko yang berdiri sejak tahun 2005. Selama belasan tahun ini, kami telah berkomitmen untuk memberikan layanan terbaik kepada ratusan klien dari berbagai sektor industri baik BUMN maupun swasta untuk memberikan solusi yang tepat dalam mengidentifikasi, mengelola, dan mengatasi risiko yang dihadapi perusahaan.
Top