Implementasi ISO 22301

Implementasi ISO 22301
RB 9 Oktober 2025
5/5 - (1 vote)

RWI Consulting -Setiap organisasi pernah merasakan getirnya gangguan operasi. Ada yang pulih cepat, ada juga yang tertatih karena rencana belum siap. Pada momen itu, ISO 22301 bukan sekadar memenuhi standar. 

Kerangka ini membangun kemampuan untuk menjaga layanan kritikal, melindungi reputasi, dan mengamankan kepentingan para pemangku kepentingan saat krisis menekan.

Baca: Pendampingan Sertifikasi ISO 22301: Cara Praktis Menjaga Kelangsungan Bisnis

Tulisan ini merangkum pola implementasi, artefak kunci, dan tahapan kerja sesuai proposal pendampingan BCMS, tanpa menambah fakta di luar dokumen sumber.

Mengapa Implementasi ISO 22301 Penting

ISO 22301 membantu perusahaan menjaga layanan tetap berjalan pada tingkat yang sudah disepakati, sekaligus melindungi merek dan proses penciptaan nilai saat gangguan terjadi. 

Kerangka kerja ini bergerak dalam siklus perbaikan berkelanjutan: rencanakan, jalankan, pantau, lalu tingkatkan. Komponen intinya mencakup Business Impact Analysis, strategi keberlangsungan, rencana kelangsungan, uji dan simulasi, serta audit dan penyempurnaan berkala.

Contoh area operasional yang perlu perlindungan meliputi penyaluran pembiayaan, pengelolaan dana, pengoperasian sistem informasi dan pembayaran internal, serta komunikasi resmi dengan pemangku kepentingan kritis. 

Pendampingan membantu tim menajamkan fokus pada proses yang benar benar esensial agar bisnis tetap jalan meski organisasi terguncang.

Ruang Lingkup Implementasi ISO 22301

1. Tujuan implementasi

Tim menargetkan penerapan BCMS yang patuh pada persyaratan ISO 22301 melalui simulasi, sosialisasi, evaluasi dokumen, dan koordinasi audit. Sasaran akhirnya mencakup kesiapan menghadapi audit, perbaikan berkelanjutan, serta keberhasilan sertifikasi sehingga kelangsungan usaha terjaga.

2. Tahapan kerja inti

  • Persiapan dan maintenance audit
    Selaraskan konteks lewat kickoff, potret status implementasi, petakan gap, lalu susun rencana aksi terstruktur. Lengkapi dengan sosialisasi dan pelatihan BCMS.
  • Evaluasi dan perbaikan dokumen
    Tinjau kebijakan dan sasaran, evaluasi Risk and Threat Assessment, BIA, RTO, tetapkan strategi pemulihan, lalu uji melalui simulasi ERP, BCP, DRP, CCP, CMP.
  • Audit dan tindak lanjut
    Lakukan pre-assessment, dampingi surveillance badan sertifikasi, gelar rapat tinjauan manajemen, kemudian rumuskan tindakan korektif dan peningkatan.

3. Metodologi yang digunakan

Pendekatan kerja memadukan kaji dokumen, Focused Group Discussion, pertemuan teknis, presentasi, dan pelaporan berkala. Tim merujuk ISO 22301 serta memakai pendekatan proses seperti value chain, business process mapping, dan risk and control self assessment. Setiap keluaran—mulai dari timeline proyek sampai laporan tindak lanjut audit—terdaftar jelas dalam deliverable.

Operasi yang Perlu Perlindungan

Implementasi berangkat dari peta proses yang wajib terus berjalan saat darurat. Materi menyoroti penyaluran pembiayaan, pengelolaan dana, operasi sistem informasi serta pembayaran internal, juga koordinasi dan komunikasi resmi. 

Diagram “operasi yang dilindungi” mengaitkan proses terkait lain seperti manajemen rantai pasok, keuangan, dan pengelolaan data. Tujuannya memastikan cakupan BCMS melindungi ekosistem operasi yang saling terhubung, bukan hanya satu fungsi.

Level Operasional Saat Gangguan

Perjalanan operasi saat krisis bergerak dari operasi normal, respons darurat, kelanjutan operasi minimum, pemulihan, hingga kembali normal. Konsep MTPD, RTO, RPO mengikat target waktu pemulihan ke kapabilitas yang realistis.

 Ketika BCP aktif, organisasi menahan layanan pada level minimum, lalu mendorong pemulihan dan restorasi sesuai target waktu yang sudah disepakati.

Struktur Tim dan Alur Keputusan Saat Insiden

Implementasi yang matang selalu memuat struktur peran dan hubungan kerja yang tegas: dewan direksi, Business Continuity Team, Emergency Response Team, hingga Disaster Assessment and Recovery Team

Alur eskalasi mengatur aktivasi BCP, penilaian kerusakan, tindakan pemulihan, serta komunikasi krisis oleh Crisis Communication Team. Contoh call tree untuk fungsi TIK menegaskan jalur kontak serta komando agar keputusan terambil cepat dan terekam rapi.

Langkah Menuju Sertifikasi

Peta jalan sertifikasi tersusun sistematis: raih dukungan manajemen, tetapkan visi serta lingkup, lakukan analisis kesenjangan, susun rencana program, siapkan dokumen, jalankan penilaian kesiapan, kemudian hadapi audit tahap satu dan tahap dua. 

Setelah memperoleh sertifikat, organisasi menjaga kesesuaian melalui penyesuaian kepatuhan dan audit ulang berkala.

Cara Mengukur Keberhasilan Implementasi

  • Kesiapan audit: dokumen lengkap, simulasi memadai, rencana tindakan korektif berjalan.
  • Keterlatihan tim: sosialisasi konsisten, workshop relevan, uji skenario selaras proses kritikal.
  • Perbaikan berkelanjutan: rapat tinjauan manajemen rutin, pemutakhiran rencana, dan bukti penutupan gap.

Rekomendasi Praktis Agar Implementasi Mulus

  • Tetapkan operasi prioritas lebih awal. Gunakan daftar proses kritikal pada materi untuk memusatkan sumber daya.
  • Jadwalkan simulasi sebagai ritme tetap. Uji ERP, BCP, DRP membantu memvalidasi asumsi RTO dan kesiapan tim.
  • Perjelas tata kelola insiden. Pastikan bagan peran, alur eskalasi, serta call tree TIK siap pakai dan mudah diakses.

Penutup

Implementasi ISO 22301 tidak berhenti pada dokumen. Yang menentukan hasil ialah kejelasan peran, kecepatan komunikasi, serta konsistensi organisasi menjaga layanan kritikal. Dengan tahapan yang sistematis, artefak yang tepat, dan budaya belajar berkelanjutan, BCMS berubah menjadi investasi ketahanan yang terasa manfaatnya pada saat paling genting—sebagaimana tertuang dalam proposal pendampingan yang menjadi rujukan tulisan ini.

About RWI
RWI Consulting adalah perusahaan konsultan manajemen risiko yang berdiri sejak tahun 2005. Selama belasan tahun ini, kami telah berkomitmen untuk memberikan layanan terbaik kepada ratusan klien dari berbagai sektor industri baik BUMN maupun swasta untuk memberikan solusi yang tepat dalam mengidentifikasi, mengelola, dan mengatasi risiko yang dihadapi perusahaan.
Top