Metodologi Kerja Penilaian RMI: Strategi Evaluatif Penguatan Manajemen Risiko di BUMN

RWI Consulting – Dalam iklim bisnis yang semakin kompleks dan dinamis, organisasi dituntut tidak hanya untuk bertahan, tetapi juga mampu beradaptasi secara proaktif terhadap risiko yang terus berkembang.
Bagi Badan Usaha Milik Negara (BUMN), manajemen risiko kini bukan lagi sekadar aktivitas administratif, melainkan elemen strategis yang menyatu dalam tata kelola dan pengambilan keputusan.
Baca: Risk Management BUMN: Panduan dan Implementasi Berdasarkan Peraturan Menteri BUMN
Salah satu pendekatan yang digunakan untuk mengukur dan memperkuat manajemen risiko adalah Risk Maturity Index (RMI)—sebuah alat ukur yang dirancang untuk mengevaluasi tingkat kematangan sistem pengelolaan risiko di lingkungan BUMN, dikenal juga sebagai risk maturity index BUMN.
Penilaian ini mengacu pada juknis risk maturity index yang diatur dalam SK 8 Risk Maturity Index, dan menghasilkan skor risk maturity index yang mencerminkan level kesiapan organisasi dalam mengelola risiko.
Agar proses penilaian RMI dapat dilakukan secara sistematis, objektif, dan terarah, diperlukan metodologi kerja yang jelas. Metodologi inilah yang memastikan bahwa setiap langkah yang diambil sesuai dengan standar, rujukan kebijakan, dan konteks organisasi yang dinilai.
Metodologi Kerja Penilaian RMI: Strategi Evaluatif Penguatan Manajemen Risiko di BUMN
1. Fondasi Metodologi: Kajian Dokumen dan Narasumber
Langkah pertama dalam metodologi kerja penilaian RMI dimulai dari kajian dokumen dan analisis data. Tahapan ini bertujuan untuk memperoleh pemahaman menyeluruh terhadap struktur, kebijakan, prosedur, serta dokumentasi sistem manajemen risiko yang telah diterapkan oleh perusahaan.
Kegiatan ini mencakup:
- Pengumpulan dokumen internal seperti kebijakan risiko, struktur organisasi, laporan audit internal, dan SOP terkait risiko;
- Analisis data capaian kinerja terkait pengelolaan risiko;
- Pemetaan dokumen terhadap standar yang ditetapkan Kementerian BUMN.
Untuk memperkuat analisis, tim pelaksana juga dapat melibatkan narasumber internal dan eksternal. Narasumber ini dapat berasal dari pejabat risiko, auditor, unit pemilik risiko, hingga pemangku kepentingan eksternal seperti regulator atau mitra kerja.
2. Metodologi Kerja RMI: Rujukan Standar dan Model Penilaian
Metodologi kerja ini berpedoman pada dua rujukan utama:
a. Standar Regulasi:
- Peraturan Menteri BUMN Per-2/MBU/03/2023 tentang Pedoman Tata Kelola dan Kegiatan Korporasi Signifikan BUMN;
- SK Deputi Bidang Keuangan dan Manajemen Risiko KBUMN RI No. SK-8/DKU.MBU/12/2023, mengenai petunjuk teknis pelaksanaan Penilaian Indeks Kematangan Risiko (RMI), yang dikenal juga sebagai juknis Risk Maturity Index.
b. Model Penilaian:
Model yang digunakan adalah Risk Maturity Index Model dari Kementerian BUMN. Model ini mencakup dimensi dan variabel yang menilai sejauh mana pengelolaan risiko telah diintegrasikan dalam strategi, operasional, dan proses pengambilan keputusan organisasi.
3. Teknik dan Metode Pengumpulan Informasi
Metodologi kerja ini memadukan pendekatan kualitatif dan kuantitatif melalui beberapa teknik berikut:
- Kajian Dokumen: Untuk mengidentifikasi bukti penerapan manajemen risiko secara tertulis.
- Survei: Digunakan untuk mengukur persepsi dan tingkat pemahaman stakeholder terhadap sistem manajemen risiko serta mendapatkan gambaran skor Risk Maturity Index yang dihasilkan.
- Wawancara: Dilakukan terhadap pemilik risiko, pengambil keputusan, dan pengelola risiko untuk menggali praktik aktual dan tantangan yang dihadapi.
- FGD (Focus Group Discussion): Bertujuan menyamakan persepsi lintas unit kerja serta membahas hasil temuan awal secara terbuka.
- Technical Meeting: Diperlukan untuk menyepakati kerangka kerja, hasil penilaian awal, dan arah rekomendasi.
Gabungan metode ini memperkaya perspektif, meningkatkan objektivitas, serta mendorong keterlibatan aktif seluruh pihak dalam proses penilaian.
4. Metodologi Kerja RMI: Output dan Deliverables
Setelah seluruh proses dilalui, berikut adalah output utama dari pelaksanaan metodologi kerja penilaian RMI:
a. Laporan Hasil Penilaian RMI 2025
Berisi ringkasan penerapan manajemen risiko perusahaan sesuai panduan RMI Berbasis Kinerja dari Kementerian BUMN, serta memuat skor Risk Maturity Index BUMN sebagai hasil evaluasi menyeluruh.
b. Laporan Gap Risk Maturity Index (RMI)
Mengidentifikasi kesenjangan penerapan pada setiap dimensi dan menyusun rekomendasi perbaikan.
c. Kertas Kerja dan Roadmap Manajemen Risiko 2026–2030
Memuat rencana strategis berkelanjutan dalam bentuk rekomendasi, prioritas perbaikan, serta roadmap jangka menengah-panjang berdasarkan hasil evaluasi RMI.
d. Laporan Sosialisasi
Dokumentasi pelaksanaan sosialisasi hasil RMI kepada jajaran manajemen dan stakeholder terkait, untuk memastikan komitmen dan arah tindak lanjut yang konsisten.
5. Refleksi: Mengapa Metodologi Ini Penting?
Tanpa metodologi yang tepat, penilaian manajemen risiko hanya menjadi formalitas. Namun dengan pendekatan menyeluruh seperti RMI, organisasi tidak hanya menilai, tetapi juga memperbaiki dan memetakan langkah ke depan.
Metodologi kerja RMI membantu perusahaan:
- Mengidentifikasi secara objektif posisi kematangan manajemen risiko;
- Menyusun strategi perbaikan yang kontekstual dan terukur;
- Membangun budaya risiko yang berakar di semua lini organisasi.
Lebih dari sekadar laporan, hasil penilaian RMI adalah cermin kedewasaan tata kelola perusahaan dalam menghadapi ketidakpastian—dan penerapan risk maturity model ini menjadi alat ukur yang andal dalam proses transformasi tersebut.
Apakah organisasi Anda siap menjalankan Penilaian RMI 2025 dengan pendekatan yang strategis dan terukur? Kami siap membantu dari tahap persiapan dokumen, pelaksanaan wawancara dan survei, hingga penyusunan roadmap penguatan manajemen risiko. Hubungi tim kami hari ini dan pastikan organisasi Anda berada di jalur pengelolaan risiko yang matang, akuntabel, dan berdaya tahan tinggi.