Pengertian dan Manfaat Contingency Plan untuk Perusahaan BUMN

Pengertian dan Manfaat Contingency Plan untuk Perusahaan BUMN

RWI Consulting – Dalam dunia bisnis yang dinamis, perusahaan harus selalu siap menghadapi berbagai skenario yang tidak terduga, termasuk risiko yang bersifat ekstrim, diluar perkiraan dan ekspektasi yang dapat mengancam keberadaan perusahaan.

Salah satu cara terbaik untuk mengantisipasi risiko yang bersifat yang bersifat ekstrim, diluar perkiraan dan ekspektasi tersebut adalah dengan menyusun Contingency Plan atau Rencana Kontinjensi.

Rencana ini berfungsi sebagai strategi cadangan untuk memastikan keberlanjutan bisnis saat terjadi krisis, baik dari segi keuangan, operasional, maupun kepatuhan terhadap regulasi serta strategi yang dilaksanakan perusahaan dalam menghadapi kondisi pada saat perusahaan dinyatakan default.

Apa itu Contingency Plan? 

Contingency Plan adalah strategi yang disusun untuk mengatasi situasi darurat atau krisis yang berpotensi mengganggu operasional bisnis serta serta strategi yang dilaksanakan perusahaan dalam menghadapi kondisi pada saat perusahaan dinyatakan default. 

Rencana ini mencakup berbagai skenario, termasuk penurunan kinerja keuangan, gangguan operasional, hingga ketidakpastian ekonomi yang dapat berdampak pada kelangsungan perusahaan.

Penyusunan Contingency Plan yang efektif mencakup beberapa aspek penting, seperti:

  1. Analisis kondisi perusahaan
  2. Strategi pemulihan dan resolusi
  3. Tata kelola penyediaan informasi
  4. Sistem informasi manajemen
  5. Komunikasi kepada pemangku kepentingan

Dengan memiliki Contingency Plan yang kuat, perusahaan dapat lebih siap menghadapi tantangan dan memitigasi dampak negatif dari kondisi yang tidak terduga.

Mengapa Contingency Plan Penting bagi Perusahaan?

Setiap perusahaan, terutama yang memiliki tanggung jawab besar terhadap pemangku kepentingan dan regulator, wajib memiliki Contingency Plan. Berikut adalah beberapa alasan utama mengapa rencana ini sangat penting :

1. Menjamin Kelangsungan Bisnis

Saat terjadi krisis, Contingency Plan memungkinkan perusahaan untuk tetap beroperasi dengan strategi yang telah disiapkan. Hal ini mencegah dampak yang lebih besar terhadap bisnis dan pemangku kepentingan.

2. Mengelola Risiko dengan Lebih Baik

Dengan menganalisis berbagai skenario risiko, perusahaan dapat mengidentifikasi indikator pemulihan, trigger level, serta opsi pemulihan yang dapat diambil untuk menghindari dampak yang lebih parah.

3. Kepatuhan terhadap Regulasi

Khususnya bagi perusahaan yang berada di bawah regulasi ketat, seperti BUMN, memiliki Contingency Plan adalah kewajiban. Beberapa perusahaan bahkan diharuskan menyusun rencana ini secara terpisah dari Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) untuk disampaikan kepada pemegang saham dan kementerian terkait.

4. Meningkatkan Kepercayaan Pemangku Kepentingan

Pemegang saham, karyawan, dan mitra bisnis akan lebih percaya pada perusahaan yang memiliki strategi mitigasi risiko yang jelas. Hal ini dapat meningkatkan stabilitas perusahaan dalam jangka panjang.

Komponen Utama dalam Contingency Plan

Untuk menyusun Contingency Plan yang efektif, perusahaan harus memperhatikan beberapa elemen kunci berikut:

1. Analisis Kondisi dan Profil Perusahaan

Langkah pertama adalah melakukan analisis mendalam terkait kondisi perusahaan, termasuk struktur korporasi, jaringan bisnis, keterkaitan usaha, dan skenario stres yang mungkin terjadi.

2. Pengujian dan Simulasi (Stress Testing)

Agar efektif, Contingency Plan perlu diuji melalui stress testing, yaitu pengujian terhadap indikator keuangan dengan skenario terburuk yang mungkin terjadi. Hal ini bertujuan untuk melihat bagaimana perusahaan dapat bertahan dalam kondisi krisis.

3. Strategi Rencana Aksi dan Opsi Pemulihan

Perusahaan harus menyusun indikator pemulihan, menentukan opsi pemulihan, serta menganalisis kelayakan setiap opsi. Contoh opsi pemulihan yang dapat dilakukan antara lain:

  1. Melakukan negosiasi dengan kreditor
  2. Membayar utang jangka pendek
  3. Menjual aset tetap atau investasi
  4. Menambah modal dari pemegang saham
  5. Selain itu, perusahaan harus menyiapkan strategi resolusi, seperti purchase & assumption (P&A), penyertaan modal sementara, atau bahkan likuidasi dalam skenario terburuk.

4.  Strategi Rencana Aksi Resolusi

Dalam menghadapi situasi di mana Perusahaan dinyatakan gagal (default) atau pailit, penetapan opsi pemulihan dan identifikasi potensi hambatan pelaksanaannya menjadi krusial untuk menjaga keberlangsungan usaha. 

5. Rencana Komunikasi dan Pengungkapan

Saat menghadapi krisis, komunikasi yang jelas dan transparan kepada pemangku kepentingan sangat penting. Perusahaan harus menentukan:

  1. Siapa yang bertanggung jawab dalam situasi darurat
  2. Bagaimana pesan akan disampaikan (email, rapat, telepon, dsb.)
  3. Kapan dan seberapa sering informasi akan diperbarui

Komunikasi yang tepat dapat membantu menjaga kepercayaan karyawan, pemegang saham, kreditor, regulator dan pihak terkait lainnya.

Penerapan Contingency Plan di Perusahaan BUMN

Berdasarkan regulasi terbaru (sebutkan APS tahun 2024 terbaru), BUMN Sistemik diwajibkan untuk memperbarui Contingency Plan dan menyerahkannya kepada Kementerian BUMN paling lambat akhir Juni 2025. Berikut adalah beberapa ketentuan utama:

  1. BUMN Sistemik A harus memperbarui dokumen Contingency Plan sesuai dengan kondisi terkini.
  2. BUMN Sistemik B diwajibkan menyusun Contingency Plan secara terpisah dari RKAP.
  3. Anak perusahaan dari BUMN Sistemik A juga diwajibkan menyusun dokumen serupa dengan mengacu pada pedoman yang telah ditetapkan.

Kewajiban ini menunjukkan bahwa Contingency Plan bukan hanya sekedar strategi opsional, tetapi menjadi bagian dari perencanaan perusahaan yang wajib dipatuhi.

Bagaimana Cara Menyusun Contingency Plan yang Efektif?

Jika perusahaan Anda belum memiliki Contingency Plan yang kuat, berikut adalah beberapa langkah untuk mulai menyusunnya:

  1. Lakukan asesmen risiko → Identifikasi risiko terbesar yang dapat mempengaruhi operasional bisnis.
  2. Tentukan indikator pemulihan → Tetapkan metrik yang digunakan untuk mengukur apakah perusahaan dalam kondisi sehat atau berisiko.
  3. Lakukan simulasi dan pengujian → Uji keandalan rencana dengan melakukan stress testing secara berkala.
  4. Susun strategi pemulihan → Buat berbagai opsi pemulihan yang realistis berdasarkan skenario yang telah disusun.
  5. Susun strategi resolusi → Buat berbagai opsi opsi resolusi berdasarkan skenario default yang telah disusun.
  6. Rancang rencana komunikasi → Tentukan bagaimana informasi akan disampaikan kepada pemangku kepentingan.
  7. Evaluasi dan perbarui secara berkala → Pastikan Contingency Plan selalu diperbarui sesuai dengan kondisi terkini.

Kesimpulan

Menyusun Contingency Plan yang matang adalah langkah krusial bagi setiap perusahaan dalam menghadapi ketidakpastian bisnis. Dengan strategi pemulihan yang jelas, perusahaan dapat mengelola risiko lebih baik, mematuhi regulasi, serta menjaga kepercayaan pemangku kepentingan.

Bagi perusahaan yang ingin memastikan bahwa Contingency Plan mereka optimal, berkonsultasi dengan ahli manajemen risiko dan keuangan dapat menjadi pilihan yang bijak. Dengan demikian, bisnis dapat bertahan dan tetap berkembang di tengah tantangan yang ada.

Jangan tunggu sampai krisis datang! Mulailah menyusun Contingency Plan untuk memastikan keberlanjutan bisnis Anda di masa depan. Klik Di sini!

About RWI
RWI Consulting adalah perusahaan konsultan manajemen risiko yang berdiri sejak tahun 2005. Selama belasan tahun ini, kami telah berkomitmen untuk memberikan layanan terbaik kepada ratusan klien dari berbagai sektor industri baik BUMN maupun swasta untuk memberikan solusi yang tepat dalam mengidentifikasi, mengelola, dan mengatasi risiko yang dihadapi perusahaan.
Top