Teknis Perhitungan Penilaian RMI: Memastikan Objektivitas dan Transparansi Evaluasi Manajemen Risiko

RWI Consulting – Dalam menghadapi ketidakpastian yang terus berkembang, organisasi tidak hanya membutuhkan kemampuan mengelola risiko, tetapi juga harus mampu mengevaluasi sejauh mana efektivitas sistem manajemen risiko yang telah dijalankan. Di sinilah peran penting dari Risk Maturity Index (RMI) sebagai instrumen evaluatif yang terstandarisasi dan objektif.
Baca: Risk Maturity Index Assessment
Namun, agar hasilnya benar-benar kredibel dan terukur, diperlukan metodologi penghitungan yang jelas. Artikel ini akan menguraikan secara lengkap dan praktis bagaimana teknis perhitungan penilaian RMI dilakukan, sesuai dengan Petunjuk Teknis SK-8/DKU.MBU/12/2023 dari Kementerian BUMN.
Mengapa Perhitungan RMI Penting?
Perhitungan Risk Maturity Index bukan sekadar angka. RMI adalah refleksi dari seberapa matang dan terintegrasinya pengelolaan risiko dalam seluruh proses bisnis organisasi. Hasil akhir dari penilaian RMI akan menentukan arah perbaikan, penyusunan roadmap, hingga evaluasi kinerja manajemen risiko oleh Direksi dan pemegang saham.
Skor RMI yang tepat mencerminkan:
- Objektivitas dalam penilaian risiko;
- Konsistensi antara bukti implementasi dan hasil survei;
- Transparansi proses evaluasi;
- Akuntabilitas pengambilan keputusan strategis.
Komponen Utama Perhitungan RMI
Perhitungan penilaian RMI dibagi ke dalam dua komponen besar:
A. Aspek Dimensi
Aspek ini mengukur struktur dan sistem manajemen risiko berdasarkan lima dimensi utama:
- Budaya dan Kapabilitas Risiko
- Organisasi dan Tata Kelola Risiko
- Kerangka Risiko dan Kepatuhan
- Proses dan Kontrol Risiko
- Model, Data, dan Teknologi Risiko
Setiap dimensi memiliki sejumlah parameter. Penilai menentukan skor setiap parameter berdasarkan:
- Bukti dokumen;
- Hasil survei;
- Hasil wawancara;
Setelah seluruh parameter diberi skor, maka dihitung rata-rata skor dari masing-masing dimensi.
Contoh:
- Skor Budaya dan Kapabilitas Risiko: 3.7
- Skor Organisasi dan Tata Kelola Risiko: 3.0
- Skor Kerangka Risiko dan Kepatuhan: 3.8
- Skor Proses dan Kontrol Risiko: 3.2
- Skor Model, Data, dan Teknologi Risiko: 3.0
Rata-rata skor dimensi: 3.4
B. Aspek Kinerja
Aspek ini mengukur output atau pencapaian dari sistem manajemen risiko, yaitu:
- Tingkat Kesehatan Peringkat Akhir (Peringkat Akhir Risiko)
- Peringkat Komposit Risiko
Setiap aspek diberi nilai konversi:
- Peringkat Akhir Risiko “A” dikonversi ke skor 79
- Peringkat Komposit Risiko “3” dikonversi ke skor 55
Masing-masing aspek memiliki bobot:
- Peringkat Akhir Risiko: 50%
- Komposit Risiko: 50%
Rumus: Skor Kinerja = (79 x 50%) + (55 x 50%) = 72.5
Penyesuaian Skor Dimensi Berdasarkan Skor Kinerja
Agar skor dimensi tidak hanya mencerminkan struktur, tetapi juga mencerminkan pencapaian nyata, maka dilakukan penyesuaian berdasarkan total skor aspek kinerja:
Baca: Metodologi Kerja Penilaian RMI: Strategi Evaluatif Penguatan Manajemen Risiko di BUMN
Total Skor Aspek Kinerja | Penyesuaian Skor Aspek Dimensi |
---|---|
<= 50 | -1.00 |
50 < x <= 65 | -0.75 |
65 < x <= 80 | -0.50 |
80 < x <= 90 | -0.25 |
> 90 | 0.00 |
Contoh kasus:
- Skor Dimensi: 3.4
- Skor Kinerja: 72.5 → Penyesuaian: -0.50
- Skor Akhir RMI: 3.4 – 0.5 = 2.9
Skor akhir inilah yang menjadi hasil akhir RMI perusahaan.
Interpretasi Skor RMI
Setelah skor akhir diperoleh, nilai ini digunakan untuk mengkategorikan tingkat kematangan risiko:
- 0.0 – 1.0: Tidak matang
- 1.1 – 2.0: Dasar
- 2.1 – 3.0: Berkembang
- 3.1 – 4.0: Mapan
- 4.1 – 5.0: Unggul
Skor 2.9 misalnya, menempatkan perusahaan dalam kategori “Berkembang”, yang artinya sistem pengelolaan risiko sudah mulai terstruktur, tetapi masih perlu penguatan terutama dalam aspek kinerja.
Hubungan Perhitungan RMI dengan Strategi Bisnis
Skor RMI bukan hanya data, melainkan dasar bagi keputusan strategis:
- Menyusun roadmap manajemen risiko tahunan hingga lima tahunan
- Mengidentifikasi area dengan tingkat risiko tinggi
- Menjadi dasar alokasi sumber daya dan pelatihan
- Memengaruhi reputasi perusahaan di mata regulator dan pemegang saham
Dengan pendekatan ini, organisasi tidak hanya sekadar memenuhi regulasi, tetapi juga benar-benar menggunakan RMI sebagai alat penguatan kinerja.
Pentingnya Transparansi dan Konsistensi dalam Proses Penilaian
Agar proses RMI adil dan akurat, evaluasi harus:
- Menggunakan metodologi yang seragam (sesuai SK-8 Tahun 2023)
- Melibatkan asesor berpengalaman
- Mendokumentasikan seluruh bukti dan proses secara sistematis
Transparansi inilah yang akan menciptakan kepercayaan dan mendorong perbaikan berkelanjutan.
Tantangan dalam Praktik Perhitungan RMI
- Kurangnya bukti dokumentasi
- Resistensi dari unit kerja yang tidak memahami tujuan penilaian
- Ketidaksesuaian antara hasil wawancara dan praktik di lapangan
Oleh karena itu, pelatihan internal dan sosialisasi perhitungan RMI sangat penting untuk mendorong pemahaman lintas fungsi.
Apakah perusahaan Anda siap menghitung RMI dengan benar dan objektif? Kami dapat membantu Anda melalui workshop, template perhitungan otomatis, hingga pendampingan asesmen berbasis SK-8 Risk Maturity Index. Hubungi kami sekarang!