Fungsi Tata Kelola dalam ESG
RWI Consulting – Memahami “Governance” dalam ESG akan membantu menavigasi risiko dan peluang yang didorong oleh pandangan sosial, politik, dan budaya yang terus berubah. Artikel ini akan membahas fungsi tata kelola dalam ESG.
Tata kelola (Governance) yang baik menentukan cara mengelola dan menjaga bisnis agar tetap teratur, dan memandu dalam pengambilan keputusan.
Termasuk dalam perumusan kebijakan serta alokasi tugas dan hak di antara berbagai pemangku kepentingan suatu organisasi, termasuk dewan direksi, manajemen, dan pemegang saham.
Fungsi Tata Kelola dalam ESG
Pilar inti tata kelola adalah struktur dewan dan manajemen, praktik dan etika bisnis dan akuntansi, kompensasi eksekutif puncak, dan antikorupsi.
- Struktur Dewan dan Manajemen: Penilaian terhadap Keberagaman Dewan dan Struktur Organisasi
- Praktik dan etika bisnis dan akuntansi: Ini membahas misi, prinsip-prinsip panduan, hak-hak, dan nilai-nilai organisasi serta tuduhan-tuduhan terkini. Investor ingin tahu bahwa suatu perusahaan bersikap akurat, transparan, dan etis dalam praktik-praktiknya.
- Kompensasi eksekutif puncak: Remunerasi eksekutif harus selaras dengan kinerja ESG
- Anti Korupsi: Kebijakan dan tindakan bisnis dalam melawan korupsi dievaluasi
Tata kelola yang baik membutuhkan pemimpin yang dapat dipercaya, transparan, dan selalu bertanggung jawab atas tindakan mereka. Sebagai kapten kapal, Anda harus menjauhkan bisnis dari praktik bisnis yang meragukan dan menghindari konflik kepentingan yang dapat membahayakan integritas perusahaan.
Mengapa Tata Kelola?
Mengingat bagaimana faktor ESG telah menjadi bagian penting dari pengambilan keputusan investasi, pemerintah sangat menganjurkan perusahaan untuk memasukkan unsur tata kelola ke dalam operasi mereka.
Di Indonesia, sekitar 99% bisnis yang beroperasi adalah Usaha Kecil dan Menengah (UKM), yang membuat mereka menjadi tulang punggung perekonomian nasional. Peran vital ini menggarisbawahi pentingnya UKM dalam menopang pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja.
Namun, UKM di Indonesia sering kali menghadapi kendala dalam memperluas peluang pertumbuhannya. Berbeda dengan perusahaan besar yang lebih sering terdaftar di Bursa Efek Indonesia, UKM berjuang dengan isu-isu seperti produktivitas yang rendah, keterbatasan akses terhadap modal dan sumber daya, serta skala operasional yang lebih kecil.
Salah satu strategi untuk UKM dalam meningkatkan ekspansi bisnis—termasuk ke pasar internasional—adalah dengan mengadopsi standar kepatuhan dan tata kelola perusahaan internasional. Mematuhi standar ini tidak hanya meningkatkan transparansi, tetapi juga memperkuat kepercayaan investor terhadap perusahaan.
Adopsi tata kelola yang baik membuka peluang bagi UKM Indonesia untuk meningkatkan kredibilitas mereka sebagai mitra bisnis yang dapat diandalkan. Hal ini, pada gilirannya, dapat meningkatkan daya saing mereka dan membantu mereka bergerak naik dalam rantai nilai global. Implementasi praktik bisnis yang baik dan profesional ini penting untuk mengatasi tantangan yang ada dan memastikan pertumbuhan jangka panjang bagi UKM di Indonesia.
Tata kelola – bukan hanya untuk perusahaan besar
Pandemi yang terjadi bersamaan dengan krisis iklim yang sedang berlangsung telah membuat banyak orang berpikir – bagi komunitas bisnis, ini adalah waktu yang tepat bagi perusahaan untuk menekan tombol istirahat dan mengevaluasi kembali bagaimana mereka dapat beroperasi dengan cara yang lebih berkelanjutan dan bertanggung jawab.
UKM merupakan tulang punggung bangsa dan perekonomiannya, dan mereka memainkan peran yang semakin penting dalam ekosistem perusahaan yang terus berkembang.
Untuk menjadi mitra bisnis strategis yang signifikan dalam rantai pasokan dan tetap tangkas dalam jangka panjang, Anda perlu menerapkan tata kelola yang baik dan dipandu oleh prinsip-prinsip tata kelola dalam operasi Anda sehari-hari.
Struktur tata kelola, kebijakan, dan praktik Anda semuanya merupakan kontributor utama dalam penciptaan nilai, tidak hanya bagi investor tetapi juga masyarakat luas.