Peran Key Risk Indicator (KRI) dalam Meningkatkan Manajemen Risiko Perusahaan

Peran Key Risk Indicator (KRI) dalam Meningkatkan Manajemen Risiko Perusahaan

RWI Consulting – Dalam kompleksitas lingkungan bisnis serta perubahan yang terus ada, manajemen risiko yang efektif adalah kunci keberhasilan jangka panjang. Salah satu alat yang penting dalam Enterprise Risk Management (ERM) adalah Key Risk Indicator (KRI)

Baca: Risk Control Self Assessment (RCSA): Mengelola Risiko dengan Efektif di Perusahaan

KRI memberikan wawasan proaktif tentang potensi risiko yang dapat mempengaruhi tujuan bisnis. Artikel ini akan membahas peran KRI, manfaatnya dalam ERM, cara merancang KRI yang efektif, serta perbedaannya dengan Key Performance Indicator (KPI).

Pengertian dan Peran Key Risk Indicator (KRI)

Key Risk Indicator (KRI) adalah metrik yang digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur, dan memantau potensi risiko yang dapat mempengaruhi kinerja bisnis1.
KRI membantu organisasi dalam mendeteksi dan memitigasi risiko lebih awal, memungkinkan perusahaan untuk mengambil tindakan preventif sebelum risiko tersebut berkembang menjadi masalah besar.

Dengan menggunakan KRI, perusahaan dapat menjaga keseimbangan antara risiko dan peluang, serta memastikan bahwa strategi bisnis tetap berada di jalur yang benar.

Contoh Penerapan Key Risk Indicator

Penerapan KRI dapat bervariasi tergantung pada industri dan jenis risiko yang dihadapi oleh perusahaan. Berikut beberapa contoh penerapan KRI dalam berbagai sektor2:

  1. Perbankan dan Keuangan: KRI seperti “rasio kredit bermasalah” atau “peningkatan suku bunga pasar” dapat digunakan untuk mengukur potensi risiko kredit dan likuiditas.
  2. Industri Manufaktur: KRI seperti “tingkat kecelakaan kerja” atau “kerusakan peralatan” digunakan untuk memantau risiko operasional yang dapat mengganggu produksi.
  3. Teknologi Informasi: KRI seperti “jumlah pelanggaran keamanan data” atau “kegagalan sistem” digunakan untuk memantau risiko teknologi yang dapat berdampak pada operasional perusahaan.

Dengan mengidentifikasi metrik yang relevan bagi masing-masing sektor, KRI dapat membantu manajemen untuk mengambil langkah-langkah yang tepat dalam mitigasi risiko.

Manfaat KRI dalam Enterprise Risk Management (ERM)

Dalam konteks ERM, KRI memberikan manfaat yang signifikan bagi perusahaan dalam menjaga keberlanjutan dan kinerja bisnis3. Beberapa manfaat KRI dalam ERM meliputi:

  1. Deteksi Dini Risiko: KRI memberikan informasi dini tentang potensi risiko, sehingga memungkinkan perusahaan untuk melakukan intervensi preventif sebelum risiko tersebut terjadi.
  2. Meningkatkan Transparansi: Dengan KRI, manajemen dapat memperoleh wawasan yang lebih jelas tentang eksposur risiko perusahaan, sehingga pengambilan keputusan menjadi lebih baik.
  3. Pemantauan Risiko yang Berkelanjutan: KRI membantu perusahaan memantau risiko secara real-time, memungkinkan perusahaan untuk beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan lingkungan bisnis.
  4. Mendukung Kepatuhan Regulasi: Banyak sektor yang diatur oleh regulasi ketat. Dengan KRI, perusahaan dapat memastikan bahwa mereka tetap patuh terhadap standar dan regulasi yang berlaku.

Secara keseluruhan, KRI membantu perusahaan mengembangkan pendekatan yang lebih proaktif dalam mengelola risiko, serta meningkatkan ketangguhan perusahaan terhadap gangguan yang tak terduga.

Merancang KRI yang Efektif

Agar KRI dapat berfungsi secara optimal, perusahaan perlu merancang KRI yang relevan, terukur, dan dapat diimplementasikan dengan baik4. Berikut beberapa langkah dalam merancang KRI yang efektif:

  1. Identifikasi Risiko Utama: Langkah pertama dalam merancang KRI adalah mengidentifikasi risiko utama yang dapat mempengaruhi tujuan perusahaan. Risiko ini harus relevan dengan strategi bisnis dan prioritas perusahaan.
  2. Pilih Indikator yang Tepat: Setelah risiko diidentifikasi, langkah berikutnya adalah memilih indikator yang tepat untuk mengukur risiko tersebut. Indikator ini harus dapat memberikan wawasan yang akurat dan relevan tentang potensi risiko.
  3. Tetapkan Ambang Batas: Setiap KRI harus memiliki ambang batas yang jelas. Ambang batas ini berfungsi sebagai tanda peringatan dini, di mana manajemen dapat mengambil tindakan ketika KRI mencapai atau mendekati batas tersebut.
  4. Monitoring dan Evaluasi: Setelah KRI diimplementasikan, perusahaan perlu melakukan pemantauan dan evaluasi secara berkala. KRI yang tidak relevan atau tidak memberikan informasi yang dibutuhkan harus diperbarui atau diganti.

Dengan mengikuti langkah-langkah ini, perusahaan dapat merancang KRI yang efektif, yang tidak hanya memberikan wawasan tentang risiko, tetapi juga mendukung pengambilan keputusan yang lebih baik.

Perbedaan KRI dan KPI

Meski terdengar mirip, Key Risk Indicator (KRI) dan Key Performance Indicator (KPI) memiliki perbedaan yang signifikan dalam fungsinya. Berikut adalah perbedaan utama antara KRI dan KPI5:

  1. Tujuan: KPI digunakan untuk mengukur kinerja operasional atau pencapaian tujuan bisnis, sedangkan KRI fokus pada pemantauan risiko yang dapat menghambat pencapaian tujuan tersebut.
  2. Fokus: KPI berfokus pada hasil yang diinginkan, seperti peningkatan pendapatan atau efisiensi operasional, sedangkan KRI berfokus pada faktor risiko yang dapat mengganggu pencapaian hasil tersebut.
  3. Penggunaan: KPI biasanya digunakan oleh manajemen untuk menilai pencapaian target bisnis, sementara KRI digunakan untuk mendeteksi dan memitigasi risiko yang muncul selama proses operasional.

Keduanya memiliki peran penting dalam manajemen bisnis, di mana KPI mengukur pencapaian tujuan, sedangkan KRI membantu menjaga agar risiko yang dapat mengganggu pencapaian tersebut terkendali.

Kesimpulan

Key Risk Indicator (KRI) memainkan peran penting dalam membantu perusahaan mendeteksi dan mengelola risiko secara efektif. Dalam konteks Enterprise Risk Management (ERM), KRI memberikan manfaat yang besar, termasuk deteksi dini risiko, peningkatan transparansi, dan pemantauan berkelanjutan. 

Dengan merancang KRI yang efektif dan memahami perbedaannya dengan KPI, perusahaan dapat lebih proaktif dalam mengelola risiko, memastikan bahwa mereka tetap berada di jalur yang benar untuk mencapai tujuan bisnis jangka panjang.

Pelajari bagaimana sistem BCMS kami dapat menjaga roda bisnis Anda tetap berputar. Cek infonya di sini!

  1. https://click.crmsindonesia.org/key-risk-indicators.php ↩︎
  2. https://www.metricstream.com/insights/Key-Risk-indicators-ERM.htm ↩︎
  3. https://www.solvexia.com/blog/key-risk-indicators ↩︎
  4. https://grc-indonesia.com/menerapkan-key-risk-indicator-kri-untuk-meningkatkan-kinerja-bisnis/ ↩︎
About RWI
RWI Consulting adalah perusahaan konsultan manajemen risiko yang berdiri sejak tahun 2005. Selama belasan tahun ini, kami telah berkomitmen untuk memberikan layanan terbaik kepada ratusan klien dari berbagai sektor industri baik BUMN maupun swasta untuk memberikan solusi yang tepat dalam mengidentifikasi, mengelola, dan mengatasi risiko yang dihadapi perusahaan.
Top