Seberapa Penting Business Continuity Management System bagi Organisasi?
RWI Consulting – Business Continuity Management System (BCMS) merupakan sistem yang dimaksudkan untuk meningkatkan kapasitas manajemen keberlangsungan bisnis suatu organisasi, sesuai dengan tingkat dan jenis dampak gangguan/ancaman yang dapat atau tidak dapat diterima.
Business Continuity Management System
Ya, begitulah definisi menurut ISO 22301:2019 klausul 3.3 dan klausul 3.16. BCMS yang efektif memungkinkan organisasi untuk memastikan:
- Kegiatan operasinya terus berlanjut, produk dan jasa yang ditawarkannya dapat dihasilkan pada tingkat yang telah ditetapkan;
- Brand serta aktivitas penciptaan nilai dapat dilindungi;
- Reputasi serta kepentingan para stakeholders dapat dijaga meski ketika peristiwa disruptif terjadi.
Business Continuity Management System berbasis ISO 22301:2019 memberikan kerangka kerja untuk mengembangkan proses identifikasi dan evaluasi risiko yang berpotensi menghambat kelangsungan bisnis organisasi. Kerangka kerja BCMS juga ditujukan untuk membantu organisasi dalam membangun resiliensi dengan kemampuan merespon suatu peristiwa katastropik secara tepat waktu, efektif, dan terstruktur.
Bicara mengenai arti penting BCMS, berikut pengelompokannya berdasarkan empat perspektif
1
Perspektif Bisnis
- Mendukung sasaran strategis perusahaan;
- Menciptakan keunggulan kompetitif bagi perusahaan;
- Melindungi dan meningkatkan reputasi dan kredibilitas perusahaan;
- Berkontribusi terhadap ketahanan perusahaan.
2
Perspektif Finansial
- Memastikan mengurangi dampak yang merugikan dari paparan hukum dan finansial;
- Mengurangi dampak biaya langsung maupun tidak langsung dari gangguan/ancaman yang terjadi.
3
Perspektif Pihak yang Berkepentingan (interested parties)
- Melindungi kehidupan, properti, dan lingkungan;
- Mempertimbangkan harapan dari pihak yang berkepentingan;
- Memberikan kepercayaan pada kemampuan perusahaan untuk berhasil.
4
Perspektif Proses Internal*
- Meningkatkan kemampuan perusahaan untuk tetap efektif selama gangguan/ancaman terjadi;
- Mendemonstrasikan pengendalian risiko yang proaktif;
- Mengatasi kerentanan operasional.
- Risiko legal, reputasi, bisnis, finansial, dan operasional;
- Tidak adanya jalur komunikasi dan koordinasi pada saat organisasi mengalami kejadian bencana;
- Meningkatnya biaya asuransi dan perlindungan organisasi karena tidak tersedianya business continuity atau disaster recovery plan;
- Meningkatnya biaya tanggungan organisasi akibat klaim apabila terjadi dampak kejadian bencana yang bersifat fatal seperti kecelakaan kerja yang menyebabkan cedera berat hingga kematian, ataupun adanya klaim dari customer dan supplier akibat wanprestasi organisasi;
- Meningkatnya biaya dan waktu recovery karena tidak tersedianya strategy recovery yang tepat.
Sudahkah organisasi Anda memiliki sistem keberlangsungan bisnis yang memadai? Siapkah organisasi Anda jika efek domino dari peristiwa disruptif terjadi (lagi)? Mari bawa kondisi organisasi Anda ke dalam diskusi dengan tim konsultan kami.
*Royal Charter, ISO 22301:2019 requirements training course version 5.0 (AD01) December 2019, hal.11
Baca juga Peran Business Model Canvas dalam Menetapkan Konteks Risiko.