Tujuan Manajemen Risiko: Menavigasi Ketidakpastian Menuju Keberlanjutan Bisnis

RWI Consulting – Dalam dunia yang serba cepat dan penuh gejolak, risiko bukanlah sesuatu yang bisa dihindari—melainkan harus dikenali, dikelola, dan bahkan dimanfaatkan. Dari pandemi global hingga revolusi teknologi digital, risiko kini menjadi bagian integral dari kehidupan organisasi. Di sinilah pentingnya memahami tujuan manajemen risiko, bukan sekadar sebagai prosedur formalitas, tetapi sebagai strategi berkelanjutan untuk menciptakan nilai.
Manajemen risiko yang efektif tidak hanya melindungi organisasi dari ancaman, tetapi juga membuka peluang untuk inovasi, efisiensi, dan keunggulan kompetitif. Oleh karena itu, artikel ini akan menguraikan tujuan manajemen risiko secara komprehensif—termasuk dalam konteks ISO 31000, strategi bisnis, dan lingkungan digital modern.
Baca: Kategori Risiko dalam Manajemen Risiko
Tujuan Manajemen Risiko: Menavigasi Ketidakpastian Menuju Keberlanjutan Bisnis
1. Tujuan Manajemen Risiko Menurut ISO 31000
Menurut ISO 31000, standar internasional dalam manajemen risiko, gol utama dari penerapan sistem ini adalah untuk memberikan dasar yang logis, sistematis, dan terstruktur dalam menghadapi ketidakpastian. Secara khusus, tujuan manajemen risiko ISO 31000 meliputi:
- Meningkatkan kemungkinan tercapainya sasaran organisasi;
- Mengidentifikasi ancaman dan peluang secara menyeluruh;
- Meningkatkan penggunaan sumber daya secara efektif;
- Meningkatkan tata kelola dan kepercayaan dari para pemangku kepentingan;
- Meningkatkan fleksibilitas dalam menghadapi perubahan.
ISO 31000 juga menekankan pentingnya integrasi manajemen risiko ke dalam semua proses organisasi, bukan hanya sebagai aktivitas terpisah.
2. Tujuan Manajemen Risiko Strategis
Dalam konteks strategis, manajemen risiko berfungsi untuk menyelaraskan proses pengelolaan risiko dengan arah dan visi jangka panjang perusahaan. Fungsi manajemen risiko strategis mencakup:
Baca: Mengenal Kerangka Kerja Konsultan Manajemen Risiko
- Mendukung proses pengambilan keputusan jangka panjang;
- Menjamin keberlanjutan bisnis dalam kondisi tidak pasti;
- Mengelola risiko-risiko strategis seperti disrupsi pasar, perubahan regulasi, atau reputasi;
- Menyediakan kerangka kerja untuk evaluasi risiko secara proaktif, bukan reaktif.
Penerapan ini penting terutama bagi perusahaan besar, BUMN, atau organisasi yang memiliki kewajiban tata kelola risiko tingkat korporasi.
3. Tujuan Manajemen Risiko dalam Bisnis Digital
Di era digital, organisasi menghadapi risiko baru yang tidak selalu bisa diprediksi dengan pendekatan tradisional. Oleh karena itu, fungsi manajemen risiko dalam bisnis digital meliputi:
- Mengelola risiko teknologi seperti serangan siber, pelanggaran data, dan kegagalan sistem;
- Menjaga kepercayaan pengguna dan keamanan informasi pelanggan;
- Meningkatkan kelincahan (agility) organisasi dalam merespons perubahan pasar digital;
- Menilai risiko dalam pengembangan produk digital dan integrasi sistem.
Dengan pendekatan berbasis data dan adaptif, perusahaan digital dapat memanfaatkan manajemen risiko sebagai keunggulan strategis.
4. Tujuan Manajemen Risiko Menurut Permen BUMN
Dalam konteks BUMN, tujuan manajemen risiko juga ditegaskan dalam regulasi resmi yaitu Peraturan Menteri BUMN PER-2/MBU/03/2023 tentang Pedoman Tata Kelola dan Kegiatan Korporasi Signifikan. Beberapa poin utama yang menjadi tujuan dari penerapan manajemen risiko di lingkungan BUMN antara lain:
Baca: Sertifikasi Risk Management: Pentingnya dan Biayanya
- Menjamin pencapaian tujuan strategis BUMN secara efektif dan efisien;
- Mengidentifikasi, mengukur, memantau, dan mengendalikan risiko secara menyeluruh;
- Mendorong pengambilan keputusan yang berbasis risiko dan informasi yang valid;
- Menjaga kesinambungan usaha dan ketahanan perusahaan terhadap disrupsi;
- Meningkatkan akuntabilitas, transparansi, dan kepatuhan terhadap peraturan.
Dengan adanya rujukan regulasi tersebut, penerapan manajemen risiko di BUMN menjadi tidak hanya penting secara operasional, tetapi juga wajib secara hukum dan strategis.
5. Tujuan Manajemen Risiko Secara Umum
Selain kerangka kerja teknis, tujuan manajemen risiko secara umum dapat dirangkum dalam lima poin utama:
- Mencegah kerugian dan meminimalkan dampak negatif
- Melindungi aset organisasi, termasuk manusia, data, dan reputasi
- Meningkatkan efisiensi dan efektivitas operasional
- Mendukung kepatuhan terhadap hukum dan regulasi
- Meningkatkan kapasitas organisasi dalam menghadapi krisis
Tujuan ini berlaku lintas sektor—baik perusahaan manufaktur, layanan, pemerintah, maupun organisasi nirlaba.
6. Integrasi Tujuan Manajemen Risiko dalam Proses Bisnis
Agar manajemen risiko berdampak nyata, tujuannya harus diintegrasikan dalam seluruh siklus bisnis, mulai dari perencanaan strategis, proses operasional, hingga evaluasi dan pelaporan. Beberapa pendekatan yang digunakan adalah:
- Enterprise Risk Management (ERM)
- Three Lines Model (manajemen, kontrol, audit)
- Risk Appetite & Tolerance Framework
Dengan pendekatan ini, organisasi tidak hanya “bereaksi” terhadap risiko, tapi menjadikannya bagian dari proses penciptaan nilai.
Ingin memastikan tujuan manajemen risiko di organisasi Anda tercapai secara terukur dan berdampak? Kami siap membantu Anda menerapkan kerangka kerja berbasis ISO 31000, termasuk asesmen awal, integrasi sistemik, dan pelatihan manajemen risiko.