Mengukur Efektivitas Manajemen Risiko dengan Risk Maturity Level

Mengukur Efektivitas Manajemen Risiko dengan Risk Maturity Level
RB 21 Juli 2025
5/5 - (1 vote)

RWI Consulting Risk Maturity Level (RML) adalah indikator sejauh mana manajemen risiko benar-benar hidup dan berfungsi dalam tubuh organisasi. RML menggambarkan kedalaman integrasi fungsi risiko dalam proses pengambilan keputusan strategis, bukan hanya di atas kertas atau sebagai formalitas kepatuhan.

Lewat kerangka ini, organisasi bisa secara objektif mengukur posisi mereka saat ini dalam spektrum kapabilitas risiko, dari tahap reaktif yang minim struktur hingga tingkat tertinggi yang adaptif, terukur, dan proaktif.

Dengan memahami level RML mereka, organisasi mendapatkan peta jalan yang jelas untuk memperkuat ketahanan, mempercepat respons terhadap disrupsi, dan memastikan bahwa manajemen risiko menjadi bagian yang tak terpisahkan dari keunggulan kompetitif.

Apa Itu Model Kematangan Risiko (Risk Maturity Model)?

Model Kematangan Risiko, atau Risk Maturity Model (RMM), adalah sebuah kerangka pemetaan yang menggambarkan bagaimana kemampuan manajemen risiko dalam suatu organisasi berkembang seiring waktu. Mulai dari tahap paling dasar yang cenderung reaktif, hingga ke level tertinggi di mana risiko dikelola secara proaktif dan menyatu dengan setiap proses bisnis.

Risk-Awareness-&-Competency-Building

Lewat model ini, organisasi bisa menilai dengan lebih objektif seberapa dalam dan luas praktik manajemen risikonya telah tertanam, bukan hanya dalam dokumen, tapi dalam tindakan nyata di lapangan. Setiap level mencerminkan pendekatan yang berbeda dalam mengenali, menilai, mengendalikan, dan memantau risiko. Semakin tinggi tingkat kematangannya, semakin strategis pula peran risiko dalam mendorong pencapaian tujuan.

Bagi perusahaan-perusahaan di Indonesia, khususnya BUMN, model ini bukan lagi opsional. Pentingnya pemahaman dan penilaian kematangan risiko dikuatkan lewat regulasi seperti Peraturan Menteri BUMN No. PER-2/MBU/03/2023 dan SK-8/DKU.MBU/12/2023 dari Kementerian BUMN. Keduanya mewajibkan penilaian Risk Maturity Index (RMI) dengan mengacu pada kerangka global ISO 31000:2018.

Intinya, RMM bukan sekadar alat evaluasi ia adalah kompas strategis untuk membantu organisasi naik kelas dalam tata kelola risiko, memastikan kesiapan menghadapi ketidakpastian, dan membangun fondasi yang kuat untuk pertumbuhan jangka panjang.

Lima Tingkat Kematangan Risiko (Level RML)

Model kematangan risiko menggambarkan perjalanan organisasi dari pendekatan reaktif yang serba darurat, menuju sistem manajemen risiko yang adaptif, terintegrasi, dan terus berkembang. Tiap level mewakili fase perkembangan unik, lengkap dengan karakteristik dan tantangan tersendiri.

1. Level 1 – Ad Hoc: Masih Reaktif dan Tidak Terstruktur

Baca: RMI dan ISO 31000:2018: Framework Pengelolaan Risiko BUMN yang Efektif

Pada tahap ini, manajemen risiko belum menjadi bagian dari sistem. Segala sesuatu dilakukan secara insidental—organisasi baru bertindak setelah masalah besar terjadi. Tak ada kebijakan formal, sistem pun bergantung pada intuisi atau pengalaman segelintir individu.

  • Ciri khas: Kesadaran risiko masih minim, belum ada struktur formal, penerapan manajemen risiko masih sangat inkonsisten.
  • Skor RMI: 1.0 – 1.4
  • Risiko: Organisasi sangat rentan terhadap kejutan eksternal. Biaya kerugian tinggi dan banyak peluang terlewat begitu saja.

2. Level 2 – Preliminary: Baru Mulai, Tapi Masih Tersebar

Organisasi mulai melirik pentingnya manajemen risiko, biasanya karena tekanan regulasi. Namun, pendekatannya masih parsial, dilakukan per-departemen tanpa koordinasi menyeluruh.

  • Ciri khas: Kerangka kerja sudah mulai ada, sebagian pegawai mulai memahami risiko, tapi penerapan masih belum merata.
  • Skor RMI: 1.9 – 2.8
  • Risiko: Banyak sinyal risiko masih lolos, dan upaya yang dilakukan sering tumpang tindih atau saling tumpur.

3. Level 3 – Defined: Proses Sudah Terstruktur dan Konsisten

Ini adalah titik balik. Organisasi sudah punya kebijakan dan prosedur manajemen risiko yang terdokumentasi dan dijalankan dengan konsisten. Semua orang tahu harus berbuat apa jika risiko muncul.

  • Ciri khas: Sistem dan budaya risiko mulai tertanam, standar industri sudah jadi acuan. Target risiko mulai dijabarkan hingga level individu.
  • Skor RMI: 2.9 – 3.8
  • Risiko: Risiko sudah dikelola dengan baik, insiden mulai menurun, efisiensi meningkat. Tapi integrasi penuh ke pengambilan keputusan strategis belum optimal.

4. Level 4 – Integrated: Risiko Menjadi Bagian dari DNA Organisasi

Manajemen risiko bukan lagi unit terpisah, kini hadir di setiap meja rapat, tertanam dalam setiap kebijakan. Seluruh tim sadar risiko, dari staf lapangan hingga direksi.

  • Ciri khas: Sistem manajemen risiko menyatu dalam sistem operasional. Pegawai makin sadar dan berperan aktif. Infrastruktur risiko matang dan didukung teknologi.
  • Skor RMI: 3.9 – 4.8
  • Risiko: Organisasi semakin lincah, mampu beradaptasi cepat terhadap perubahan, dan siap mengubah ancaman menjadi peluang nyata.

5. Level 5 – Optimized: Adaptif, Progresif, dan Jadi Panutan

Ini puncaknya. Risiko bukan sekadar dikelola, tapi dimanfaatkan. Organisasi terus berinovasi dalam manajemen risikonya dan menjadi contoh bagi industri. Data, teknologi, dan pengambilan keputusan saling terintegrasi.

  • Ciri khas: Sistem MR sangat canggih dan menyatu dengan sistem lainnya. Budaya risiko sudah melekat dalam mindset semua pihak. Praktik terbaik global dijalankan dan terus ditingkatkan.
  • Skor RMI: 4.9 – 5.0
  • Risiko: Organisasi di level ini tidak hanya mampu menghadapi badai, tapi bisa menavigasinya untuk tumbuh dan unggul secara berkelanjutan.

Bagaimana Penilaian RMI Dilakukan di Indonesia?

Untuk BUMN seperti LPEI, penilaian Risk Maturity Index (RMI) dilakukan secara menyeluruh dengan pendekatan yang sistematis. Tujuannya jelas: memastikan penilaian yang akurat dan objektif terhadap sejauh mana manajemen risiko telah dijalankan secara nyata.

Tiga pilar utama penilaian ini adalah:

  1. Reviu Dokumen
    • Tim penilai menelusuri dokumen internal perusahaan yang berkaitan dengan manajemen risiko.
    • Fokusnya pada keakuratan, konsistensi, dan implementasi nyata dalam periode yang sedang dievaluasi.
  2. Survei Persepsi
    • Survei ini menyasar para pemangku kepentingan utama: mulai dari Dewan Komisaris dan Direksi, hingga tim pelaksana risiko di lini pertama, kedua, dan ketiga.
    • Responden dipilih secara representatif lewat metode stratified sampling, agar hasilnya benar-benar menggambarkan kondisi nyata di lapangan.
  3. Wawancara Mendalam (FGD dan Technical Meeting)
    • Diskusi terstruktur digelar dengan berbagai pihak, termasuk Komisaris, Direksi, Kepala Divisi, dan unit terkait seperti Risiko, Kepatuhan, dan SPI.
    • Pertanyaan yang diajukan tidak asal, melainkan disusun berdasarkan temuan awal dari dokumen dan survei, lalu difokuskan ke area yang dianggap krusial.

Dengan pendekatan triangulasi seperti ini, hasil penilaian RMI bukan hanya komprehensif, tetapi juga dapat dipertanggungjawabkan dan langsung memberikan arahan strategis yang jelas.

Perjalanan Menuju Kematangan Risiko

Beranjak dari tahap Ad Hoc menuju tingkat Optimized bukan sekadar checklist, tapi transformasi nyata yang menuntut keseriusan. Dibutuhkan komitmen kuat dari pimpinan, penanaman budaya sadar risiko, pengembangan SDM, dan pemanfaatan teknologi yang tepat.

Tapi setiap langkah naik di tangga kematangan ini membawa nilai tambah yang tak ternilai: lebih sedikit kerugian, efisiensi yang membaik, keputusan yang lebih tajam, dan keunggulan kompetitif yang bisa bertahan lama.

Mengetahui posisi organisasi Anda dalam model kematangan risiko bukan hanya langkah awal, tapi fondasi untuk melangkah lebih jauh. Dari sana, Anda bisa tahu area mana yang perlu diperkuat dan bagaimana menjadikan manajemen risiko sebagai bagian tak terpisahkan dari strategi bisnis. Di dunia yang penuh ketidakpastian, ini bukan sekadar bertahan ini tentang bagaimana Anda bisa terus tumbuh dan unggul.

Siap Naik Kelas dalam Pengelolaan Risiko?
RWI Consulting hadir untuk membantu Anda memahami di mana posisi organisasi Anda saat ini dalam pengelolaan risiko dan bagaimana melangkah lebih jauh. Dengan pendekatan yang terstruktur dan terpercaya, kami bantu Anda menyusun roadmap strategis menuju manajemen risiko yang benar-benar adaptif dan optimal. Hubungi kami untuk cari tahu di mana posisi perusahaan Anda saat ini.

About RWI
RWI Consulting adalah perusahaan konsultan manajemen risiko yang berdiri sejak tahun 2005. Selama belasan tahun ini, kami telah berkomitmen untuk memberikan layanan terbaik kepada ratusan klien dari berbagai sektor industri baik BUMN maupun swasta untuk memberikan solusi yang tepat dalam mengidentifikasi, mengelola, dan mengatasi risiko yang dihadapi perusahaan.
Top