Memantau dan Mengendalikan Trigger Level dalam Contingency Plan Perusahaan 

Memantau dan Mengendalikan Trigger Level dalam Contingency Plan Perusahaan 
5/5 - (3 votes)

RWI Consulting – Dalam dunia bisnis yang penuh ketidakpastian, memiliki Contingency Plan saja tidak cukup. Sama pentingnya adalah kemampuan untuk memantau indikator pemicu (trigger level) agar rencana tanggap krisis bisa dijalankan tepat waktu.

Tanpa pemantauan indikator yang akurat, risiko besar bisa luput dari perhatian dan menimbulkan kerugian yang lebih luas. 

Baca: 4 Komponen Utama Contingency Plan

Artikel ini akan membahas indikator-indikator utama dalam Contingency Plan berdasarkan arahan untuk KBUMN, lengkap dengan rumus perhitungannya dan penjelasan fungsionalnya. 

Klik di sini.

Tujuan Pengendalian Trigger Level 

Sebelum membahas detail indikator, penting untuk memahami tiga tujuan utama pengendalian trigger level: 

  • Pencegahan: Menjaga ukuran atau rasio dalam kondisi sehat sebelum krisis terjadi. 
  • Pemulihan: Mengembalikan rasio ke kondisi normal setelah penyimpangan terdeteksi. 
  • Perbaikan: Mengatasi kondisi darurat yang dapat mengancam kelangsungan usaha. 

Indikator-Indikator Utama dalam Trigger Level 

1. Trigger Level contingency plan: Indikator Operasional 

  • Volume Penjualan = Volume Penjualan / Target Penjualan 
    Menggambarkan pencapaian realisasi penjualan terhadap target tahunan (trailing twelve months). 
  • Revenue per Ton = Realisasi Revenue / Target Revenue 
    Digunakan untuk menilai seberapa efisien perusahaan menghasilkan pendapatan per satuan volume. 
  • Beban Pokok Pendapatan = Realisasi BPP / Target BPP 
    Mengukur seberapa besar beban pokok yang dikeluarkan dibanding target, dan menjadi sinyal awal efisiensi atau pemborosan biaya. 

2. Indikator Rentabilitas 

  • EBITDA Margin = (EBITDA / Pendapatan) × 100% 
    Menunjukkan efisiensi operasional perusahaan. Margin yang turun drastis bisa menjadi sinyal pemicu untuk segera mengambil langkah pemulihan. 

3. Trigger Level contingency plan: Indikator Likuiditas 

  • Rasio Lancar = Current Assets / Current Liabilities 
    Mencerminkan kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendek. Bila menurun di bawah batas tertentu, bisa memicu krisis kas. 
  • Interest Coverage Ratio = EBIT / Biaya Bunga 
    Mengukur kemampuan perusahaan membayar bunga dari laba operasional. Semakin kecil rasionya, semakin besar risiko gagal bayar. 

4. Indikator Permodalan 

  • Interest Bearing Debt to EBITDA = Total Debt / EBITDA 
    Rasio ini penting untuk mengetahui kemampuan membayar utang dari laba sebelum bunga dan pajak. Angka tinggi bisa jadi alarm bahaya. 
  • Debt to Equity Ratio = Total Debt / Total Equity 
    Menilai seberapa besar proporsi utang terhadap modal sendiri. Jika rasio ini melebihi ambang batas, artinya perusahaan terlalu berisiko. 

Pentingnya Monitoring dan Tindakan Tepat Waktu 

Memonitor indikator-indikator di atas bukan sekadar rutinitas keuangan—ini adalah alat navigasi strategis bagi manajemen. Dengan pemantauan rutin, perusahaan dapat: 

  • Menghindari krisis likuiditas dan kegagalan operasional 
  • Melakukan tindakan pencegahan yang terukur 
  • Mengaktifkan Recovery Plan secara tepat waktu 
  • Menjaga kepercayaan investor dan regulator 

Ingin menyusun Contingency Plan untuk organisasi Anda, tapi bingung harus mulai dari mana?  Kami siap membantu Anda menyusun rencana yang realistis, terukur, dan sesuai kebutuhan. Hubungi tim kami untuk konsultasi awal gratis dan mulai perjalanan menuju organisasi yang lebih siap menghadapi masa depan. Klik di sini!

Konsultan Contingency Plan BUMN di Indonesia diperlukan perusahaan/organisasi yang memiliki kebutuhan untuk mempertahankan keberlangsungan fungsi kritikal ketika terjadi bencana, agar perusahaan dapat tetap memenuhi tingkat minimum kewajiban legal-nya kepada para stakeholders.

About RWI
RWI Consulting adalah perusahaan konsultan manajemen risiko yang berdiri sejak tahun 2005. Selama belasan tahun ini, kami telah berkomitmen untuk memberikan layanan terbaik kepada ratusan klien dari berbagai sektor industri baik BUMN maupun swasta untuk memberikan solusi yang tepat dalam mengidentifikasi, mengelola, dan mengatasi risiko yang dihadapi perusahaan.
Top