Prosedur ESG: Peran, Alur, dan Roadmap Tahunan

Prosedur ESG: Peran, Alur, dan Roadmap Tahunan
RB 30 September 2025
Rate this post

RWI Consulting – Transformasi keberlanjutan yang bermakna tidak berhenti di slogan. Dampaknya baru terasa nyata ketika prosedur ESG tertanam rapi di seluruh organisasi—mulai dari keputusan direksi, kebijakan setiap departemen, sampai tindakan lini pertama dalam transaksi sehari-hari.

Mengapa Prosedur ESG Menentukan Keberhasilan

Environmental-Social-and-Governance-ESG

Baca: Manfaat ESG untuk Perusahaan

Strategi mudah mandek tanpa prosedur yang jelas. Dengan prosedur, setiap orang tahu persis: kapan menyaring klien, bagaimana memasukkan syarat keberlanjutan ke dokumen hukum, siapa mengeksekusi mitigasi, dan pihak mana yang menutup temuan audit.

Setidaknya terlihat tiga lapisan yang saling mengunci:

  • Lini pertama yang mengeksekusi, dengan dukungan fungsi pendukung, lini kedua (manajemen risiko/penasihat), komite persetujuan risiko, lini ketiga (audit internal), serta penasihat eksternal bila dibutuhkan.
  • Arah eksekutif dari dewan direksi.
  • Koordinasi departemen keberlanjutan yang menerjemahkan strategi ke kebijakan.

Gabungan ini mengubah ambisi menjadi rutinitas.

Baca: Fungsi Tata Kelola dalam ESG

Struktur Organisasi ESG & Peran PIC

1) Eksekutif Dewan Direksi

Dewan memegang kendali penuh atas strategi dan kerangka pengendalian risiko ESG. Target tidak berhenti di atas kertas, tetapi dijalankan lewat jalur komando dan dievaluasi berkala.

Makna praktis bagi PIC: mandat jelas, eskalasi cepat, dan arah risiko konsisten.

2) Departemen Keberlanjutan

Unit ini merancang strategi, kebijakan sektoral, serta mengelola pelaporan internal-eksternal. Mereka juga memimpin pelibatan pemangku kepentingan dan menyediakan pelatihan.

Peran PIC: pusat keahlian, penyedia modul pelatihan, serta penjaga konsistensi komunikasi.

Baca: Contoh Risiko ESG di Perusahaan

3) Lini Pertama

Garda terdepan yang menjalankan screening klien, menerapkan kebijakan sektoral, melakukan eskalasi bila butuh due diligence, memantau kewajiban klien, bahkan mengusulkan inisiatif produk keberlanjutan.

4) Fungsi Pendukung Lini Pertama

Misalnya transaksi dan hukum. Mereka memastikan mitigasi ESG masuk ke kontrak serta memantau kepatuhan klien terhadap komitmen.

5) Lini Kedua

Manajemen risiko atau penasihat ESG yang menyiapkan kerangka kebijakan, kontrol, dan standar penerimaan, sekaligus memastikan keselarasan dengan risk appetite.

6) Pihak Berwenang Persetujuan Risiko

Komite kredit, ESG, atau seleksi bisnis yang memberi keputusan atau rekomendasi atas transaksi dan inovasi produk berdampak signifikan.

7) Lini Ketiga

Audit internal yang menilai kepatuhan dan efektivitas sistem, termasuk meninjau kinerja lini pertama dan kedua.

8) Penasihat Eksternal

Konsultan atau pihak independen yang dilibatkan untuk due diligence, verifikasi, atau pandangan ahli.

Penyusunan Prosedur ESG: Dari Kebijakan ke Operasional

Baca: Keberlanjutan (Sustainable) dan Kaitannya dengan ESG

Prosedur harus menjawab: kapan dilakukan, siapa bertanggung jawab, dan bukti apa tersedia. Kerangkanya:

  1. Arah dan Kebijakan: ditetapkan direksi, dijalankan departemen keberlanjutan.
  2. Prosedur Transaksional: SOP screening klien, eskalasi untuk due diligence, dan klausul hukum.
  3. Pengendalian & Persetujuan: kerangka kontrol dari lini kedua, keputusan akhir dari komite.
  4. Monitoring & Pelaporan: pemantauan oleh lini pertama, konsolidasi oleh departemen keberlanjutan, evaluasi rutin oleh audit internal.

Prosedur Pelibatan Pemangku Kepentingan

  1. Pemetaan: klien, pemasok, masyarakat, regulator, investor, mitra.
  2. Rencana Komunikasi: topik, kanal, frekuensi, penanggung jawab.
  3. Integrasi Transaksi: screening, komitmen perbaikan, dan klausul hukum.
  4. Tindak Lanjut: pemantauan, eskalasi, dan remediasi.
  5. Pelaporan: ringkasan dari departemen keberlanjutan untuk manajemen dan publik.

Roadmap ESG Tahunan

Roadmap menjaga ritme organisasi:

  • Strategi & kebijakan oleh departemen keberlanjutan.
  • Pelatihan rutin untuk lini pertama, fungsi pendukung, manajemen risiko.
  • SOP onboarding klien ditinjau berkala.
  • Jalur cepat untuk transaksi berisiko tinggi.
  • Integrasi klausul ESG ke dokumen hukum.
  • Monitoring kewajiban klien & tindak lanjut pelanggaran.
  • Pelaporan internal-eksternal.
  • Assurance oleh audit internal.

Cara Menjalankan Prosedur ESG di Transaksi Harian

  • Sebelum transaksi: screening calon klien.
  • Negosiasi: eskalasi bila risiko tinggi, konsultasi dengan lini kedua.
  • Kontrak: tambahkan klausul ESG.
  • Pasca penandatanganan: pantau kepatuhan klien dan lakukan remediasi bila perlu.
  • Pelaporan: departemen keberlanjutan merangkum, komite risiko memutuskan bila ada isu besar.
  • Audit: fungsi audit internal menilai efektivitas dan rekomendasi perbaikan.

Penutup: Menjadikan ESG Disiplin Organisasi

Prosedur yang rapi membuat keberlanjutan jadi kebiasaan organisasi. Dewan memberi arah, departemen keberlanjutan mengorkestrasi, lini pertama mengeksekusi, fungsi hukum menguatkan, manajemen risiko memasang pagar kebijakan, komite menjaga risk appetite, audit internal menguji, dan penasihat eksternal memberi pandangan objektif.

Jika rantai ini berjalan, ESG bukan beban tambahan, melainkan cara kerja baru yang memperkuat kepercayaan, membuka peluang, dan menjaga ketahanan jangka panjang.

About RWI
RWI Consulting adalah perusahaan konsultan manajemen risiko yang berdiri sejak tahun 2005. Selama belasan tahun ini, kami telah berkomitmen untuk memberikan layanan terbaik kepada ratusan klien dari berbagai sektor industri baik BUMN maupun swasta untuk memberikan solusi yang tepat dalam mengidentifikasi, mengelola, dan mengatasi risiko yang dihadapi perusahaan.
Top