Pelatihan BCMS & Internal Control: Cara Praktis Membangun Ketangguhan dan Kepastian Laporan

Pelatihan BCMS & Internal Control: Cara Praktis Membangun Ketangguhan dan Kepastian Laporan
RB 14 Agustus 2025
5/5 - (1 vote)

RWI Consulting – Keinginan untuk tumbuh cepat selalu membawa risiko yang sulit diprediksi. Tapi organisasi yang benar-benar unggul bukan sekadar yang berani mengambil langkah besar, melainkan yang disiplin menjaga keberlanjutan layanan dan kekuatan kontrol internalnya.

Inilah alasan Pelatihan BCMS (Business Continuity Management System) & Internal Control layak dipandang sebagai investasi strategis. Pelatihan ini memadukan kesiapsiagaan operasional berbasis ISO 22301 dengan tata kelola kontrol melalui kerangka COSO dan ICOFR, sehingga strategi bisnis bisa melaju kencang tanpa sering tergelincir oleh “kejutan” yang tak diundang.

Apa Itu BCMS & Internal Control?

  • BCMS (ISO 22301) adalah sistem manajemen yang memastikan layanan kritikal tetap berjalan saat terjadi gangguan—melalui business impact analysis (BIA), penilaian risiko, strategi keberlanjutan, rencana pemulihan, serta mekanisme uji dan perawatan.
  • Internal Control adalah kebijakan, prosedur, dan aktivitas pengendalian untuk mencapai tujuan organisasi: keandalan pelaporan, kepatuhan regulasi, efektivitas operasi. Dalam praktiknya, kerangka COSO dan inisiatif ICOFR (Internal Control over Financial Reporting) banyak digunakan untuk menjaga akurasi dan akuntabilitas.

Keduanya saling menguatkan: BCMS menjaga uptime dan tingkat layanan, Internal Control menjaga keabsahan data, integritas proses, dan kepatuhan.

Tujuan Pelatihan (Learning Outcomes)

Setelah mengikuti Pelatihan BCMS & Internal Control, peserta diharapkan mampu:

  1. Menetapkan konteks dan prioritas layanan kritikal berdasarkan BIA, indikator layanan, dan kebutuhan pemangku kepentingan.
  2. Melakukan penilaian risiko gangguan (teknologi, supply chain, SDM, pihak ketiga) dan menentukan strategi keberlanjutan yang realistis.
  3. Menyusun Business Continuity Plan (BCP) dan Contingency Plan (CP) yang operasional—lengkap dengan peran, jalur eskalasi, dan playbook krisis.
  4. Mendesain dan menguji Internal Control berdasarkan kerangka COSO, termasuk Risk & Control Matrix (RCM), Test of Design (TOD), dan Test of Operating Effectiveness (TOE).
  5. Menjalankan ICOFR secara bertahap: dari pemetaan proses & risiko hingga remediasi defisiensi dan pelaporan manajemen.
  6. Menyiapkan dasbor KRI/KPI, ritme pelaporan, serta mekanisme uji & pemeliharaan BCMS secara berkala.
  7. Menyelaraskan praktik dengan ISO 22301 dan aturan tata kelola yang relevan di Indonesia (misalnya kebijakan BUMN terbaru)—tanpa membebani operasi harian.

Mengapa Penting untuk Bisnis?

  • Mengurangi biaya kejutan. Rencana dan simulasi menghemat jam henti layanan, denda, serta beban reputasi.
  • Meningkatkan kecepatan pemulihan. Peran, prosedur, dan jalur komunikasi yang jelas memperpendek Mean Time to Recover.
  • Menjaga akurasi laporan & kepatuhan. RCM, TOD, dan TOE memastikan kontrol betul-betul bekerja, bukan sekadar tertulis.
  • Menyatukan strategi–operasi–governance. BCMS memberikan kacamata “ketangguhan”, sementara internal control memastikan keputusan berbasis data yang dapat diaudit.

Cakupan Materi Utama

1) Business Continuity Management System – Strategi & Implementasi (ISO 22301)

Tujuan: meningkatkan pemahaman dan kemampuan dalam merancang, mengimplementasikan, dan memelihara BCMS.
Topik inti:

  • Konsep & prinsip BCMS (ISO 22301) dan kaitannya dengan strategi bisnis.
  • Business Impact Analysis (BIA): identifikasi proses kritikal, RTO/RPO, dan ketergantungan pihak ketiga.
  • Penilaian risiko BCMS: pemicu gangguan, risiko sistemik, dan skenario prioritas.
  • Strategi & Rencana Kontinuitas Bisnis (BCP/CP): opsi pemulihan, kapasitas cadangan, workaround manual.
  • Uji & pemeliharaan: table-top exercise, simulation, post-incident review, dan siklus perbaikan.

2) Pengendalian Internal Terintegrasi – Kepatuhan, Akurasi, dan Tata Kelola

Tujuan: memastikan peserta mampu membangun, menguji, dan meningkatkan sistem pengendalian internal yang efektif, termasuk ICOFR.
Topik inti:

  • Kerangka COSO: lingkungan pengendalian, penilaian risiko, aktivitas kontrol, informasi–komunikasi, dan pemantauan.
  • Risk & Control Matrix (RCM): menghubungkan risiko proses dengan kontrol kunci.
  • TOD & TOE: teknik uji desain dan uji efektivitas operasional; penentuan sampel, bukti, dan dokumentasi.
  • Evaluasi defisiensi & remediasi: klasifikasi, prioritas, dan rencana tindakan.
  • Roadmap ICOFR: dari pemetaan proses sampai pelaporan ke komite audit/manajemen.

3) Business Continuity & Contingency Planning – Ketangguhan Operasional & Rencana Pemulihan

Tujuan: meningkatkan kapabilitas merancang BCMS dan Contingency Plan yang terkontrol, agar layanan tetap berlanjut saat gangguan.
Topik inti:

  • Kerangka BCMS & Contingency Plan; integrasi dengan krisis TI, fasilitas, dan vendor kritikal.
  • Identifikasi risiko gangguan spesifik dan penilaian risiko BCMS.
  • Perencanaan kontinjensi & strategi pemulihan layanan (lokasi alternatif, hot/warm site, substitusi pemasok).
  • Struktur respons krisis & prosedur pemulihan; peran incident commander, communication lead, dan pemilik proses.
  • Pengujian, simulasi, & evaluasi; mekanisme pencatatan temuan dan readiness score.
  • Pelaporan & monitoring keberlangsungan bisnis untuk manajemen dan regulator.

Ketiga klaster bisa diambil penuh sebagai program komprehensif, atau dipilih sebagian sesuai kebutuhan dan tingkat kematangan organisasi.

Metodologi Pelatihan (Bukan Sekadar Teori)

  • Workshop berbasis kasus nyata. Peserta menggunakan proses/risiko dari organisasi sendiri agar hasilnya langsung terpakai.
  • Clinic session & mentoring. Fasilitator mendampingi penyusunan BIA, RCM, dan playbook pemulihan; ada feedback terstruktur.
  • Table-top exercise. Simulasi 2–3 skenario prioritas (gangguan TI, pemasok kritikal, insiden fasilitas) untuk menguji koordinasi.
  • Assessment ringan. Checklist kesiapan, pre–post test, dan rencana aksi 30–90 hari.
  • Toolkit siap pakai. Template BIA, BCP/CP, RCM, daftar TOD/TOE, dan format laporan manajemen.

Peserta Sasaran

  • Manajemen puncak & dewan komite (sesi eksekutif singkat) untuk menyepakati risk appetite dan prioritas layanan.
  • Manajer operasi, TI, keamanan informasi, dan layanan pelanggan sebagai frontliner saat insiden.
  • Tim risiko, kepatuhan, dan audit internal untuk penyelarasan COSO–ICOFR dan integrasi ke business review.
  • Pemilik proses & koordinator BCMS di unit-unit kritikal.
  • Vendor/mitra strategis (opsional) untuk menyamakan standar pemulihan dan SLA.

Manfaat & Metrik Keberhasilan

Agar dampak pelatihan terukur, tetapkan indikator berikut sejak awal:

  • Penurunan downtime proses kritikal (jam/bulan) dan waktu pemulihan terhadap target RTO.
  • Kematangan kontrol: persentase kontrol kunci yang “efektif” berdasarkan TOD/TOE; jumlah defisiensi yang ditutup per kuartal.
  • Readiness score BCMS: tingkat kedewasaan (baseline → target) dan hasil simulation.
  • Kepatuhan pelaporan: kelengkapan, ketepatan waktu, dan kualitas post-incident review.
  • Kesiapan pihak ketiga: proporsi vendor kritikal yang memenuhi standar pemulihan & kontrol.

Deliverables yang Anda Bawa Pulang

  • Risk & Control Matrix (RCM) awal untuk proses prioritas plus rencana uji TOD/TOE.
  • BIA & daftar layanan kritikal lengkap RTO/RPO dan ketergantungan.
  • Draf BCP/CP dengan peran, eskalasi, dan playbook komunikasi krisis.
  • Daftar KRI/KPI untuk BCMS & internal control, termasuk ambang batas dan mekanisme tindakan.
  • Roadmap 6–12 bulan: uji berkala, simulasi, remediasi defisiensi, dan agenda quarterly risk review.

Rencana Implementasi 30–60–90 Hari (Pasca-Pelatihan)

  • Hari 0–30 – Baseline & Prioritas. Finalisasi BIA, risk register gangguan, dan control universe proses finansial/operasional utama.
  • Hari 31–60 – Desain & Uji Awal. Lengkapi RCM, lakukan TOD untuk kontrol kunci, susun BCP/CP, dan lakukan satu table-top exercise.
  • Hari 61–90 – Penguatan & Integrasi. Jalankan TOE untuk kontrol prioritas, remediasi defisiensi, uji pemulihan TI/vendor, dan aktifkan dasbor pelaporan ke manajemen.
Apakah pelatihan cocok untuk organisasi non-keuangan?

Sangat cocok. BCMS & internal control bersifat lintas industri—mulai dari manufaktur, logistik, layanan publik, hingga teknologi.

Apa bedanya BCMS dan BCP/CP?

BCMS adalah sistem manajemen menyeluruh (kebijakan–peran–proses–ukuran). BCP/CP adalah dokumen rencana yang dieksekusi saat krisis.

Haruskah semua kontrol diuji TOE?

Prioritaskan kontrol kunci yang terkait risiko material dan pelaporan penting (termasuk ICOFR). Sisanya menyusul bertahap.

Seberapa sering simulasi dilakukan?

Minimal setahun sekali untuk skenario utama, dan setelah setiap perubahan besar (sistem, vendor, struktur organisasi).

Pelatihan BCMS & Internal Control membantu organisasi bergerak lebih berani—karena ada rencana yang teruji dan kontrol yang terbukti bekerja. Dengan memadukan ISO 22301, kerangka COSO, praktik uji TOD/TOE, serta disiplin pelaporan, Anda membangun kapabilitas berkelanjutan: layanan tetap andal, data tetap akurat, dan keputusan strategis semakin cepat.

Jika Anda ingin mengaktifkan program secara bertahap, mulailah dari klaster yang paling relevan—BCMS, Internal Control, atau Contingency Planning—lalu lanjutkan ke roadmap 90 hari. Ukur hasilnya, perbaiki prosesnya, dan biarkan performa yang berbicara.

Program sertifikasi & pelatihan berbasis BCMS, Internal Control, ISO 31000, ISO 22301, COSO—siap diimplementasikan di organisasi Anda. Hubungi kami sekarang.

About RWI
RWI Consulting adalah perusahaan konsultan manajemen risiko yang berdiri sejak tahun 2005. Selama belasan tahun ini, kami telah berkomitmen untuk memberikan layanan terbaik kepada ratusan klien dari berbagai sektor industri baik BUMN maupun swasta untuk memberikan solusi yang tepat dalam mengidentifikasi, mengelola, dan mengatasi risiko yang dihadapi perusahaan.
Top